REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Instalasi pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening milik Pemerintah Kota Bandung sudah kembali berfungsi setelah sebelumnya pecah dan membuat ratusan ribu pelanggan tidak teraliri air bersih.
"Perbaikan pipa yang kemarin bocor ini susah dapat tersambung sejak Senin malam. Jadi sekarang ini dalam progres pengaliran," ujar Direktur Umum PDAM Tirtawening, Sonny Salimi, Selasa (27/11).
Pada Ahad (25/11) instalasi pipa transmisi Cisangkuy pecah di RT/RW 01/12 Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, Km 6. Kejadian itu membuat sejumlah rumah rusak dan terendam air limpahan.
Meski sudah berfungsi, Sonny mengatakan masih perlu waktu untuk mengalirkan air sampai ke rumah-rumah pelanggan. Hal itu disebabkan adanya kekosongan pipa akibat tak dialiri air selama dua hari.
"Tapi ke pelanggan mungkin butuh sampai besok (Rabu), karena kan ketika kemarin berhenti dua hari pipa di distribusi se-Bandung kan pasti kosong. Berarti perlu waktu mengisi ulang. Normal-normalnya paling besok lah," kata dia.
Akibat pecahnya instalasi pipa ini, membuat 103.569 rumah tidak teraliri air bersih. Pipa berusia 28 tahun itu rusak diperkirakan karena tekanan air yang besar mengalir secara mendadak.
Pipa pecah tersebut berbahan Ductile Cast Iron Pipe (DCIP). Sementara pipa-pipa lainnya berbahan besi yang lebih kuat.
Sonny pun memastikan sistem perawatan pipa sudah sesuai dengan prosedur, yakni dengan mengatur tekanan air dalam pipa. Soal usulan mengganti pipa keseluruhan, Sonny menilai, saat ini hal itu bukan solusi yang bijak, pasalnya membutuhkan biaya sangat besar untuk mengganti pipa sepanjang 32 km.
"Pilihan bijak saat ini adalah bagaimana kita tetap melakukan upaya preventif sehingga potensi untuk terjadinya bocor ini bisa kita tekan," katanya.
Sementara itu, Sonny menegaskan pihaknya siap untuk mengganti kerugian lima rumah warga terdampak. Ia sudah menginventarisasi nilai kerugian termasuk untuk penggantian bagi warga.
"Untuk perbaikan pipa biasanya Rp 200 hingga Rp 300 juta. Untuk warga mungkin tidak lebih dari Rp 100 juta," ujarnya.