REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu penguasa Persia yang terkenal adalah Khosraw II. Raja yang juga sering disebut dengan Raja Kisra dalam tradisi Islam itu memerintah Dinasti Sassania selama periode 590-628 Masehi.
Tetapi, sayang, raja ke-22 Sassania tersebut mengingkari Tuhan, bahkan memproklamasikan dirinya sendiri sebagai sosok yang harus disembah rakyatnya. Ia terkenal diktator dan otoriter sehingga ia dijuluki dengan Parvez, “Yang Selalu Berjaya”.
Kisah tentang kekufuran putra dari Hormizd IV (memerintah 579-590 M) tersebut sampai di hadapan Muhammad SAW, tak lama setelah Allah SWT mengutusnya sebagai rasul pilihan. Rasul pun berencana mendakwahkan Islam kepada Chosroes II—panggilannya dalam tradisi Yunani—menggunakan jalur diplomasi kenegaraan.
Rasul mengutus Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi untuk menghadap Kisra II beserta sepucuk surat. Isi dari surat itu secara umum mengajak sang raja agar memeluk Islam.
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasulullah, kepada Kisra, penguasa Persia. Kedamaian bagi siapa pun yang mengikuti hidayah dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya.
Sesungguhnya, Muhammad hamba dan utusan-Nya. Aku mengajakmu dengan doa Allah, sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi segenap manusia agar memberi peringatan bagi mereka yang hidup dan ganjaran setimpal bagi orang kafir. Jika Anda masuk Islam, selamatlah. Jika Anda menolak, dosa seluruh Majusi bagimu.”
Surat itu mendapat penolakan keras dari Kisra II, bahkan ia merobek-robeknya dan berkata, “Bagaimana mungkin ia (Muhammad) menulis surat demikian, padahal ia adalah hambaku.” Kemudian, sang raja menulis surat ke Badzan, wakilnya di kawasan Yaman.