Kamis 29 Nov 2018 20:43 WIB

Rusia Blokade Dua Pelabuhan Ukraina

Sebanyak 35 kapal telah dicegah beroperasi di Laut Azov.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Ukraina berada di chekpoint Ukraina Timur.
Foto: AP
Tentara Ukraina berada di chekpoint Ukraina Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Rusia memblokade dua pelabuhan Ukraina di Laut Azov, yakni Berdyansk dan Mariupol, Kamis (29/11). Kapal-kapal dilarang meninggalkan atau memasuki pelabuhan tersebut.

Menteri Infrastruktur Ukraina Volodymyr Omelyan mengungkapkan, secara keseluruhan 35 kapal telah dicegah melakukan operasi normal. Hanya kapal yang bergerak menuju pelabuhan Rusia di Laut Azov yang diizinkan masuk.

"Tujuannya sederhana, dengan menempatkan blokade di pelabuhan Ukraina di Laut Azov, Rusia berharap mendorong Ukraina keluar dari wilayah kita sendiri, wilayah yang merupakan milik kita sesuai dengan semua hukum internasional yang relevan," kata Omelyan melalui akun Facebook pribadinya.

Ia mengungkapkan sebanyak 18 kapal sedang menunggu untuk masuk ke Laut Azov. 14 kapal di antaranya hendak berlabuh di pelabuhan Mariupol, sementara empat lainnya menuju Berdyansk. Selain itu, terdapat sembilan kapal yang hendak meninggalkan Laut Azov. Sedangkan sebanyak delapan kapal lainnya masih mengapung di dekat dermaga pelabuhan.

Belum ada pengumuman dari Rusia tentang berapa lama blokade itu akan diberlakukan. Namun Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), termasuk Jerman, untuk mengerahkan kapal-kapal angkatan lautnya ke Laut Azov.

"Jerman adalah salah satu sekutu terdekat kami dan kami berharap negara-negara anggota NATO sekarang siap untuk merelokasi kapal-kapal angkatan laut ke Laut Azov guna membantu Ukraina dan memberikan keamanan," kata Poroshenko, dikutip laman the Telegraph.

Ia mengaku tidak dapat menerima kebijakan agresif Presiden Rusia Vladimir Putin. "Pertama adalah Krimea, kemudian timur Ukraina, sekarang dia (Putin) menginginkan Laut Azov," ucapnya.

"Jerman juga harus bertanya pada dirinya sendiri, apa yang akan dilakukan Putin selanjutnya jika kita tidak menghentikannya?" ujar Poroshenko.

Perselisihan antara Ukraina dan Rusia kembali memanas sejak akhir pekan lalu, yakni ketika Moskow menembaki dan menahan tiga kapal angkatan laut Kiev yang tengah melintas di Selat Kerch. Rusia menuding kapal-kapal tersebut melakukan provokasi dan secara ilegal memasuki wilayah perairannya.

Namun tudingan itu dibantah Ukraina. Mereka mengatakan kapal-kapal tersebut memang harus melintasi Selat Kerch untuk menuju Laut Azov. Di sisi lain, Kiev mengklaim telah memberitahu Rusia tentang rute yang dilewati ketiga kapal itu.

Setelah kejadian tersebut, Poroshenko menerbitkan dekret tentang pemberlakuan darurat militer selama 30 hari. Parlemen Ukraina pun menyetujui dekret itu dan memutuskan untuk mulai menerapkannya pada Rabu lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement