REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menyamankan persepsi dengan Partai Gerindra soal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, pada 4 Desember mendatang. Pertemuan tersebut untuk mencari solusi beberapa hal yang menjadi polemik terkait siapa yang akan dipilih sebagai pengganti Sandiaga Uno.
"Nanti kami akan mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sekarang ini menjadi perdebatan, soal fit and proper test. Mudah-mudahan di pertemuan tanggal 4 Desember itu ada langkah-langkah konkret," kata Ketua Fraksi PKS DKI Abdurrahman Suhaimi di Jakarta, Jumat (30/11).
Pertemuan tersebut, kata Suhaimi, kemungkinan akan terjadi di Kantor DPW PKS di Jalan Letjen Suprapto, namun pertemuan yang kabarnya akan berlangsung petang tersebut tidak semuanya terbuka. Pertemuan tersebut ada kemungkinan ditunda, karena beberapa anggota DPRD DKI sedang melakukan bimtek di Semarang. Namun Suhaimi menyebut bimtek tersebut bukan halangan karena pada hari Selasa pekan depan diyakininya acara bimtek sudah selesai.
"Bimtek, mungkin Selasa pagi sudah pulang. Kecuali nanti kalau di Gerindra minta ditunda, itu lain lagi. Nanti kita beritahu lagi. Pokoknya gini, kalau saya jangan menduga duga dulu, jadi jalanin dulu. Baru nanti di situ kita lihat," ujarnya.
Persoalan cawagub DKI pengganti Sandiaga Uno ini menjadi polemik yang tak kunjung usai karena tidak adanya titik temu antara PKS dan Gerindra terkait siapa yang akan diusulkan hingga muncul usulan untuk melaksanakan fit and proper test yang juga menjadi polemik lanjutannya.
"Intinya pertemuan itu jangan bilang 'dead lock' dulu, ini kan sedang cari solusi 'dead lock' yang dulu gimana. Nanti setelah itu baru ditanya lagi," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Suhaimi menyatakan akan menyamakan persepsi fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan cawagub DKI. "Kami tidak menolak, malah kami terima karena itu adalah sudah menjadi bagian dari sistem yang dijalankan di Gerindra dan kita hormati itu," ujar Suhaimi.
Suhaimi mengakui bahwa adanya perbedaan persepsi dalam melaksanakan fit and proper test antara PKS dan Gerindra karena di pertemuan awal pihaknya menangkap fase tersebut adalah seperti pengenalan.
"Waktu itu ketika membahas tentang fit and proper test ya udah lah kita ketemu saja ngobrol-ngobrol, kita internal bukan terbuka begitu. Kemudian berkembang fit and proper test nya. Berbeda persepsi. Lagipula itu bukan syarat hukum yang kalau tidak fit and proper test tidak maju, bukan itu," ucapnya.
Hingga saat ini PKS masih tetap memegang teguh dua nama kadernya yang akan diajukan untuk maju sebagai wakil gubernur penganti Sandiaga Uno yang mendampingi Prabowo Subianto dalam bursa pemilihan presiden 2019 mendatang.
Dua nama tersebut adalah Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu yang tetap harus dimintakan persetujuan pada Gerindra sebagai koalisi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Akan tetapi, Gerindra menghendaki dua nama tersebut melalui proses fit and proper test.