REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Kabupaten Purbalingga, masih sangat rendah. Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Purbalingga baru mencapai 13 kg per kapita per tahun.
''Tingkat konsumsi sebesar ini, masih sangat jauh di bawah tingkat konsumsi ikan rata-rata masyarakat Jateng maupun nasional,'' kata dia, Sabtu (1/12).
Dia menyebutkan, tingkat konsumsi ikan masyarakat Jateng sudah mencapai 29,17 kg per kapita per tahun. Bahkan untuk tingkat nasional, sudah lebih tinggi lagi mencapai 43 kg per kapita per tahun.
Untuk itu, dia meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga untuk terus memberikan motivasi pada masyarakat untuk memperbanyak konsumsi ikan. ''Saya minta DKPP untuk terus mensosialisasikan gerakan makan ikan agar kita tidak semakin tertinggal. Saya sedih melihat fakta ini dan saya instruksikan agar terus mengintensifkan gerakan ini,'' kata dia.
Rendahnya tingkat konsumsi makan ikan masyarakat Purbalingga, diakui Kepala DKPP Kabupaten Purbalingga, Sediyono. Untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, telah melakukan upaya. antara lain dengan bazar makanan olahan pangan dan ikan di Alun-alun Purbalingga, Sabtu (1/12).
''Kegiatan ini tidak hanya diikuti dinas terkait di lingkungan Pemkab Purbalingga saja, tapi juga melibatkan dinas terkait dari Pemprov Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, Banjarnegara dan Cilacap,'' katanya.
Dia menyatakan, promosi makan ikan berikut makanan olahannya, memang harus terus digalakkan sebagai salah satu upaya peningkatan gizi masyarakat. ''Produksi ikan di Purbalingga, khususnya ikan air tawar, sebenarnya tidak sedikit. Tapi selama ini, hasil produksinya lebih banyak dijual di luar daerah,'' katanya.
Untuk itu, dia juga meminta agar pelaku usaha UMKM yang bergerak dalam bidang makanan, bisa memperbanyak produksi makanan hasil olahan ikan. ''Pempek ikan, siomay, kaki naga, abon dan produk olahan ikan dari Purbalingga harus kita promosikan terus agar perputaran uang dari hasil pengolahan ikan juga tidak keluar dari Purbalingga,'' katanya.