Jumat 07 Dec 2018 15:58 WIB

TGB: Urusan Politik Jangan Korbankan Persaudaraan

TGB berharap tensi politik menuju pilpres 2019 tak dibuat gaduh dengan ceramah keras

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengingatkan masyarakat menjaga persaudaraan di tengah tahun politik. TGB berharap tensi politik menuju pilpres 2019 tidak dibuat gaduh dengan ceramah-ceramah yang keras. Bahkan, beberapa penceramah langsung menyerang pribadi di hadapan umum.

"Urusan politik jangan korbankan persaudaraan. April kan selesai, dendeq keras laloq, kalah laun (jangan keras sekali, kalah nanti)," ujar TGB di Masjid Hubbul Wathon, Islamic Center Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (7/12).

Gubernur NTB periode 2008-2018 ini menegaskan, tidak ada yang lebih berharga dari silaturahim. Ia meminta seluruh masyarakat tetap menjaga adab dan akhlak.

"Kita jaga akal sehat kita," kata TGB.

TGB melanjutkan, ada ribuan hadis yang bisa dibaca oleh semuanya, tidak ada sekalipun di dalamnya Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam mengumpat orang. Apalagi sampai mengumpat di depan orang banyak.

"Sekarang alasannya (mengumpat) karena ada kezaliman. Memangnya dahulu tidak ada kezaliman. Justru kelembutan akan semakin mengindahkan. Sebaliknya kekasaran akan mencacatkan yang lain," ucapnya.

Doktor Ahli Tafsir Alumni Al Azhar, Mesir ini melanjutkan, contoh baik Nabi Muhammad SAW ketika menunjukkan kemaafan mendahului kemarahan. Kata TGB, Nabi Muhammad SAW semakin dikasari semakin keluar kehalusannya.

"Oleh salah satu sahabat, sebelum memeluk Islam mengatakan. Ia melihat banyak tanda dari nabi sebelumnya, ada dua tanda yang hanya ada di Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam yaitu kemaafan mendahului kemarahan dan kehalusan ketika dikasari. Kok kita sebagai umatnya kasar, tidak pantas," ungkap TGB.

TGB kemudian mengisahkan soal Khalifah Harun Al Rasyid. Saat itu ada masyarakat yang datang ke kerajaan marah dengan berbicara kasar dan mengkritik soal kebijakannya memimpin.

"Harun Al Rasyid berkata, saya tidak lebih buruk dari Firaun dan Anda tidak lebih baik dari Nabi Musa, kok bicara kasar. Raja Harun Al Rasyid itu siap menerima nasehat namun dengan cara yang baik," kata TGB menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement