REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Baznas Microfinance Desa (BMD) memfasilitasi para pelaku usaha mikro berjualan dalam Mandiri Senggigi Sunset Jazz di Pantai Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (9/12). Sebanyak 30 pedagang mitra BMD Gunungsari, Lombok Barat, turut meramaikan ajang tahunan tersebut.
Sebagian besar dari mereka adalah para pedagang yang selama ini menggelar dagangan di Pantai Senggigi. Sementara sebagian lainnya adalah mitra BMD dari luar Senggigi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Lombok Barat dan Baznas. Ini adalah kesempatan yang langka bagi kami, dan kami sangat terbantu dengan diikutkan dalam acara yang meriah ini," ujar Alfiyatun, pedagang nasi belut di Pantai Senggigi, Ahad (9/12).
Bendahara Bumdes Batu Layar, Lombok Barat, Muhammad Royan, mengatakan ajang Senggigi Jazz berguna dalam memasarkan salah satu produk andalan Bumdes Batu Layar seperti kopi tradisional Batu Layar.
"Ajang seperti ini sangat kami tunggu untuk mempromosikan produk kami dan memajukan pariwisata," ujar Royan.
Royan berharap Pemkab Lombok Barat semakin sering melaksanakan ajang seperti ini karena akan menggerakan roda perekonomian para pelaku usaha mikro. Ia mencontohkan, keuntungan penjualan es kopi dan kopi tradisional pada saat Senggigi Jazz berlangsung mencapai Rp 1 juta lebih.
Sejak awal bencana gempa pada beberapa bulan lalu, Baznas terus mendorong dan mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat. Direktur Micro Finance Baznas, Noor Aziz mengatakan, berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pembangunan hunian sementara (huntara), sekolah, tempat ibadah, hingga pasar darurat di wilayah terdampak gempa.
"Memasuki masa pemulihan, Baznas terus melanjutkan dengan penguatan ekonomi, baik melalui penguatan permodalan dan fasilitasi akses-akses ekonomi lainnya," ucap Aziz.
Pasar Rakyat di Senggigi Jazz, kata Aziz, merupakan upaya Baznas dalam mendorong gairah perekonomian para pelaku usaha di Lombok Barat. Kata Aziz, kehadiran pasar rakyat bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat untuk dapat cepat merespon potensi-potensi ekonomi yang ada di sekitarnya. Selain itu juga bermaksud membantu percepatan kebangkitan usaha masyarakat pascagempa.
"Jika dilihat dari jumlahnya, yaitu 30 orang usaha mikro yang baru bisa difasilitasi, memang belum seberapa. Namun dampak semangat dan pengakuan para pihak terhadap keberadaan mereka akan menjadi modal dasar kuat untuk penguatan usaha mikro ke depan," ungkap Aziz.
Aziz menyadari untuk membangkitkan usaha mikro tentu tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Langkah sinergi dan kerjasama dengan para pihak sangat diperlukan, sebagaimana yang nampak dalam kegiatan pasar rakyat Senggigi.
Sebelumnya, lanjut Aziz, Baznas juga telah memfasilitasi pasar darurat di Gunung Sari yang digunakan lebih dari 500 pedagang. "Baznas juga telah mengoperasikan BMD sebagai instrumen penguatan permodalan," kata Aziz.