REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh, menyoroti tercecernya ribuan KTP-el di Kota Pariaman, Sumatra Barat, Selasa (11/12) kemarin. Menurutnya, ribuan kartu identitas tersebut merupakan KTP-el rusak yang sudah ditarik dari pemiliknya dan diganti dengan yang baru.
"Itu KTP-el yang sudah tidak digunakan lagi karena penggantian elemen data, penggantian alamat, penggantian pekerjaan, penggantian status atau yang bersangkutan telah mendapatkan KTP-el yang baru," tutur Zudan saat dihubungi Republika, Rabu (12/12)
Lebih lanjut, setelah penemuan itu, kata Zudan, Dukcapil Padang Pariaman langsung melakukan penelusuran proses pengguntingan KTP-el yang sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Alasannya, proses pengguntingan sendiri adalah bagian dari proses KTP-el yang sudah kadaluwarsa.
"Dalam proses penelusuran diketahui tercecernya KTP-el itu murni kekeliruan pengelola gudang saat proses pemisahan barang atau arsip yang akan dimusnahkan," tutur Zundan.
Zundan menambahkan, penemuan KTP-el di Pariaman berbeda dengan KTP-el yang ditemukan di Duren Sawit. KTP el yang ditemukan di Jakarta Timur ini masih bagus dan chip-nya masih aktif. Oleh karena itu pihaknya terus melakukan pelacakan bersama pihak kepolisian.
"Jadi saya menggunakan istilah bukan tercecer mencermati laporan di lokasi teman-teman saya investigasi di lokasi. Terus saya datang ke Polsek Duren Sawit melihat KTP-el ini tidak tercecer di pinggir jalan tetapi ditemukan di lokasi pesawahan," tuturnya.
Kemudian Zudan menganalisis ada tiga kemungkinan, pertama pasti ada orang yang membawa dari gudang sampai ke lokasi pesawahan, pertanyaannya adalah siapa yang membuang. Dia mengaku sangat khawatir jika ada orang dalam yang berkhianat mengambil KTP-el untuk membuat gaduh. Kedua, karena KTP-el itu ada lembaga yang mencetak dulu belum sempat didistribusi, langsung dibuang.
"Ketiga ini dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab diambil dijual tidak laku terus dibuang. Jadi kami masih mengembangkan berbagai analisis untuk nanti memfokuskan kepada siapa yang melakukan itu," terang Zudan.