Ahad 16 Dec 2018 05:03 WIB

Atribut Demokrat Dirusak: Andi Arief 'Berkicau', PDIP Bantah

Terjadi insiden perusakan bendera Demokrat saat SBY berkunjung ke Pekanbaru.

Atribut kampanye Partai Demokrat di Riau, Pekanbaru yang dirusak.
Foto: Twitter/@AgusYudhoyono
Atribut kampanye Partai Demokrat di Riau, Pekanbaru yang dirusak.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Rizkyan Adiyudha, Antara

Pada Sabtu (15/12), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan dari kantor DPRD Riau menuju lokasi tempat atribut Partai Demokrat dan baliho bergambar dirinya robek. SBY berjalan kaki menyisiri Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.

Beberapa spanduk terlihat dibuang ke parit. Bendera-bendera biru berlambang mercy remuk. Tiangnya patah semua. Namun beberapa bendera parpol lainnya, seperti Golkar, PDIP dan Nasdem baik-baik saja.

SBY sangat menyayangkan insiden pengrusakan baliho dan atribut Partai Demokrat dirusak orang tak dikenal saat kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Riau.

"Dini hari saya menerima laporan bahwa baliho selamat datang dan bendara partai dirusak. Kemudian saya tidak langsung percaya. Pagi ini saya melihat langsung ternyata benar baliho dirobek serta bendara partai dibuang ke selokan, saya sangat menyayangkan kejadian ini" kata SBY.

Dia menyayangkan kunjungan yang dilakukan saat tahun politik ke Riau diwarnai insiden tak menyenangkan. SBY mengharapkan, agar apa pun pilihan politiknya, setiap orang harus saling menghormati perbedaan.

"Saya sempat tanyakan saudara kami di Riau apakah sudah berubah? Selama 10 tahun memimpin, saya mengenal karakter akhlak saudara kami di Riau saling menghormati dan menghargai apapun perbedaan politiknya," tegasnya.

Dia memerintahkan sekjen dan pengurus Partai Demokrat Riau dan Pekanbaru untuk mencabut semua bendera dan spanduk Partai Demokrat.

"Saya perintahkan kepada Sekjen, pemimpin Demorkat Riau dan Pekanbaru agar semua atribut ucapan selamat datang atas kunjungan saya ke Riau dan bendera Demokrat diturunkan, lebih baik kita mengalah dan diturunkan daripada bendera, baliho kita dirobek, diturunkan, diinjak. Sama saja dengan merobek saya, menginjak dan dibuang ke selokan," sebutnya.

Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Riau, Asri Auzar mengatakan, pihaknya baru mengetahui hal tersebut pada Sabtu pagi. Ia pun sangat menyayangkan sekali hal tersebut terjadi.

"Ada pihak yang sengaja menghancurkan baliho-baliho kami yang ada di Pekanbaru, bendera-bendera besar kami dicabut, kami tidak terima akan hal ini," kata ketua Asri Auzar.

Fakta mengejutkan diperoleh dari Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief. Lewat 'kicauannya' di Twitter, Sabtu, Andi menyebut, pengurus DPC Demokrat telah menangkap pelaku perusakan atribut partainya.

"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh pengurus PDIP," kata Andi.

Andi juga menyebut perusak atribut Partai Demokrat di Riau punya kemampuan mengelabui dan menembus batas keamanan standar siaga satu kunjungan Presiden. Hal itu menurutnya wajar jika polisi tidak mengendus kejadian tersebut.

Lebih lanjut Arief menyebut bahwa dari pengakuan pelaku yang ditangkap oleh Polisi,  jumlah perusak atribut partai Demokrat  ada sekitar 35 orang. Tiga puluh lima orang tersebut dibagi ke dalam lima kelompok, satu regu terdiri dari tujuh orang.

"Mereka dibayar 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa," tulisnya.

Andi menegaskan, Partai Demokrat tidak akan meladeni provokasi murahan tersebut dengan meniru apa yang dilakukan oleh pelaku yaitu dengan merusak atribut. Partai Demokrat yakin polisi secara profesional akan menangani kasus sampai tuntas.

"Adil itu diungkap sampai jelas," katanya.

Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengecam perusakan atribut kampanye partai politik di Indonesia. Dia menegaskan, insiden perusakan atribut Partai Demokrat di Riau, Pekanbaru bukan dilakukan oleh kader PDIP.

"Kami ini Partai yang berdisiplin jadi kami pastikan tidak ada anggota kami yang punya perilaku seperti itu, karena sanksinya sangat tegas dan berat, pemecatan," kata Hasto, Sabtu (15/12).

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pemenangan pasangan nomor urut 01 ini meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan tuntas. Pada saat yang bersamaan, dia juga mengajak seluruh elemen untuk memerangi bersama para penyusup yang mencoba mengadu domba partai.

"PDIP mengutuk keras berbagai provokasi yang menganggu jalannya tahapan pemilu termasuk cara-cara kotor dengan merusak atribut kampanye Parpol lain," kata Hasto.

Politikus PDIP, Kapitra Ampera juga membantah tudingan pihaknya melakukan pengrusakan atribut Partai Demokrat maupun gambar ketua umumnya SBY di Pekanbaru. Kapitra menjelaskan, PDIP tidak mempunyai permasalahan dengan SBY karena yang bersangkutan bukan calon legislatif maupun presiden.

"Apa yang disampaikan SBY kami menolak sangat keras, kami tidak pernah melakukan perbuatan yang disinyalir dilakukan oleh PDIP tentang adanya pencopotan atribut SBY dan Demokrat," kata Kapitra dalam konfrensi persnya di Pekanbaru, Sabtu (15/12) malam.

Baca juga

Pelaku ditangkap

Polisi telah menangkap seorang terduga perusak atribut Partai Demokrat di Kota Pekanbaru, Riau. Polisi masih menyelidiki motif perusakan atribut Partai Demokrat.

Kepala Bidang Humas Polda Riau, Komisaris Besar Polisi Sunarto di Pekanbaru, Sabtu mengatakan, saat ini penyidik Polresta Pekanbaru masih terus mendalami keterangan terduga pelaku tersebut. "Laporan diterima Polresta Pekanbaru. Sementara satu orang diduga pelaku masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," kata Sunarto.

Sunarto menjelaskan, terduga pelaku yang diamankan Polresta Pekanbaru tersebut merupakan seorang laki-laki berinisial HS. Namun, Sunarto belum menjelaskan secara rinci motif HS melakukan tindakan tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa pemeriksaan masih terus dilakukan penyidik Polresta Pekanbaru.

"Masih dilakukan pemeriksaan," ujarnya singkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement