REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Ketua DPP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi mengatakan calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin memiliki rekam jejak menjaga Pancasila sebagai ideologi final Indonesia saat terdapat pihak yang meragukan. Momen yang meragukan tersebut terjadi pada musyawarah nasional alim ulama Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya pada 2006.
Saat itu, Zuhairi mengatakan, muncul pertanyaan dari para kiai soal pandangan terhadap ideologi Pancasila. Kemudian, Ma'ruf Amin yang memimpin sidang dikatakan Zuhairi mengajak peserta untuk melakukan kajian dan diskusi panjang mengenai topik itu dengan akhir Pancasila merupakan final ideologi Indonesia.
"Pak Kiai Ma'ruf Amin mengatakan setelah ini, seluruh jajaran NU dan ulama-ulama NU tidak ada lagi yang boleh mempertanyakan ideologi Pancasila," ucap Zuhairi menirukan perkataan cawapres pasangan capres Joko Widodo itu pada sela Safari Politik Kebangsaan III di Simalungun, Senin (17/12).
Untuk itu, Zuhairi menilai Ma'ruf merupakan pasangan tepat untuk Joko Widodo karena selain Pancasilais juga menepis hoaks PDI Perjuangan partai yang anti-Islam. "Jadi kami harus menolak jika ada yang mengatakan PDI Perjuangan anti ulama. Bagaimana disebut anti ulama, memilih wakil presidennya saja ulama. Itulah cinta PDI Perjuangan dengan para ulama," ucap dia.
Zuhairi memberikan pidato dalam kegiatan konsolidasi sejumlah DPC PDI Perjuangan di Sumatra Utara saat Safari Kebangsaan III untuk menjaring pemilih muslim yang jumlahnya lebih rendah untuk PDI Perjuangan dibanding untuk Joko Widodo. Kunjungan Sekjen dan Ketua DPP PDI Perjuangan ke 12 daerah di Sumatera untuk konsolidasi dan mematangkan kesiapan kader dalam memenangkan paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin.