Kamis 20 Dec 2018 00:20 WIB

Jokowi dan Sorban Ulama Madura

Para ulama Madura menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Jokowi-Ma'ruf.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) didampingi putri almarhum KH Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid (kiri) menaiki delman menuju lokasi Deklarasi Akbar Ulama se-Madura untuk Jokowi-Maruf di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) didampingi putri almarhum KH Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid (kiri) menaiki delman menuju lokasi Deklarasi Akbar Ulama se-Madura untuk Jokowi-Maruf di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Ulama Madura menyematkan sorban kepada calon presiden (capres) Joko Widodo sebagai tanda harapan kemenangan. Penyematan sorban sekaligus bentuk dukungan kepada calon presiden petahana tersebut.

Jokowi hadir dalam acara 'Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan' pada Rabu (19/12). Acara digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh.

Sebelum sampai di gedung tersebut, Jokowi diarak dengan menaiki delman yang dihias dengan bunga-bunga. Jokowi juga sebelumnya bertemu dengan penyelenggara acara, Yenny Wahid, di teras pendopo Kabupaten Bangkalan. Dengan diiringi marching band, Jokowi dan rombongan menaiki delman diiringi musik.

Masyarakat di sepanjang jalan pun antusias menyambut Jokowi dan mengabadikan peristiwa itu melalui kamera ponsel mereka. Pada kesempatan itu, Jokowi disemati sorban oleh ulama setempat setelah mereka membacakan deklarasi ulama di Madura untuk mendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden duet Jokowi-Ma'ruf Amin.

Para ulama Madura bersama Konsorsium Kader Gusdur dalam acara itu menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Jokowi-Ma'ruf. Dalam kata sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa pemerintahannya saat ini terus mendorong sejumlah kebijakan terutama RUU Pondok Pesantren yang akan memberikan pengakuan kepada lembaga pendidikan pesantren termasuk payung hukum bagi anggarannya.

Mantan Gubernur DKI itu juga menekankan keputusannya untuk menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu. "Kenapa dibebaskan? Karena dari Pulau Jawa ke Madura, ya aksesnya Jembatan Suramadu. Tak ada yang lain. Kalau lewat saja bayar, ini kan pengembangan ekonomi di Madura di depannya. Inilah, agar manfaat ini dimanfaatkan dengan baik," katanya.

Di hadapan ribuan orang yang hadir, ia juga mengklarifikasi isu-isu yang menerpanya di antaranya soal tuduhan bahwa dirinya PKI, anti ulama, antek asing, dan kriminalisasi ulama. Ia juga mengajak semua pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan sebagai aset paling berharga negeri ini.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement