REPUBLIKA.CO.ID, MARRAKESH -- Aparat Maroko kembali menahan sembilan orang terkait pembunuhan dua mahasiswi asal Denmark dan Norwegia di sudut terpencil Pegunungan Atlas. Dengan begitu, total sudah sebanyak 13 pria ditahan.
Otoritas Maroko memperlakukan pembunuhan itu sebagai tindakan teroris. Tubuh wanita itu ditemukan pada Senin dengan luka tusuk di leher mereka.
Seperti dilansir the Guardian, Ahad (22/2), Biro investigasi pusat Maroko mengatakan sembilan tersangka baru membawa senjata dan bahan mencurigakan yang digunakan dalam pembuatan bahan peledak saat ditangkap.
Jenazah mahasiswa Denmark Louisa Vesterager Jespersen (24) dan Maren Ueland Norwegia berusia (28 tahun) diterbangkan dengan pesawat yang meninggalkan Casablanca ke Kopenhagen pada Jumat (21/12). Kedua wanita itu pernah tinggal di Norwegia selatan, tempat mereka kuliah.
Pihak berwenang Maroko mengatakan pada Kamis (20/12) bahwa empat tersangka awal ditangkap setelah pelaku disebut setia kepada ISIS.
Kedua korban diketaui memasang tenda mereka di daerah pegunungan yang terisolasi setelah dua jam berjalan kaki dari desa wisata Imlil. Menuru salah satu sumber, salah seorang korban dipenggal.
Imlil adalah titik awal untuk mendaki Gunung Toubkal yang tingginya 4.167 meter adalah puncak tertinggi di Afrika utara. "Detektif sedang menyelidiki kaitannya dengan ekstremisme setelah sebuah video muncul yang memperlihatkan para tersangka yang berjanji setia kepada ISIS," kata jaksa penuntut Rabat.
Pihak berwenang juga bekerja untuk menentukan keaslian video yang diunggah di media sosial yang diduga menunjukkan pembunuhan salah satu turis.
"Pada titik ini, tidak ada bukti nyata bahwa video itu tidak asli," kata agen investigasi kriminal Norwegia, Kripos, pada hari Jumat.
Empat tersangka
Empat tersangka pertama yang ditangkap berasal dari Marrakesh, satu jam dari tempat pembunuhan. Younes Ouaziad (27) tinggal bersama orang tuanya di lingkungan Al-Azzouzia. Keluarga dan tetangganya mengaku kaget dengan kabar itu.
"Dia adalah anak laki-laki tanpa catatan buruk, sangat penyendiri. Tidak ada yang menyarankan dia bisa melakukan hal seperti itu," kata Abdelaati (35) seorang penjual sayur di lingkungan itu.
Pihak berwenang di Denmark dan Norwegia mengutuk pembunuhan itu. Perdana menteri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, mengecam apa yang disebutnya kejahatan barbar. Perdana menteri Norwegia, Erna Solberg, menyebut kasus ini serangan brutal dan tidak berarti terhadap orang tak berdosa.
Juru bicara pemerintah Maroko, Mustapha Khalfi, menggambarkan pembunuhan itu sebagai aksi teroris.
Pariwisata adalah sumber penting pendapatan Maroko yang menyumbang 10 persen dari pendapatan nasional.