Senin 24 Dec 2018 13:20 WIB

Kiai Ma'ruf: Duka Mendalam Saya untuk Banten

Ma'ruf Amin mengirim relawan dan menyalurkan bantuan untuk korban gempa.

Rep: Rizkyan Adiyudha / Red: Nashih Nashrullah
Calon Wakil Presiden no urut satu, Ma'aruf Amin memberikan keterangan dalam jumpa media di Jakarta, Kamis (6/12). Ma'aruf Amin menggelar pertemuan dengan media untuk bediskusi dan memberikan pernyataan terkait isu yang berkembang.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Calon Wakil Presiden no urut satu, Ma'aruf Amin memberikan keterangan dalam jumpa media di Jakarta, Kamis (6/12). Ma'aruf Amin menggelar pertemuan dengan media untuk bediskusi dan memberikan pernyataan terkait isu yang berkembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Calon wakil presiden  KH Ma'ruf Amin mengaku sangat merasakan dan mengerti penderitaan yang dialami masyarakat Banten yang terkena musibah tsunami. 

Ma'ruf mengatakan, rasa senasib dan sepenanggungan itu bisa dia rasakan mengingat dirinya juga berasal dari Banten. 

"Karena saya orang Banten, jadi saya merasakan keprihatinan mendalam sekali. Apa yang mereka rasakan saya rasakan, mereka merasa susah, saya ikut susah, mereka sedih saya ikut sedih, mereka sakit saya ikut sakit," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Senin (24/12). 

Ma'ruf mengatakan, dirinya sebisa mungkin segera bertindak cepat saat mendengar peristiwa tersebut. Mantan rais aam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) ini menambahkan, dirinya memerintahkan tim bergerak cepat dan mengambil peran dengan mendirikan posko-posko di sekitar lokasi kejadian. 

Di saat yang bersamaan, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga melepaskan bantuan yang dikirim Relawan Milenial Jokowi-Ma'ruf Amin (Remaja) untuk bencana di Banten. 

Ma'ruf berharap, bantuan ini dapat meringankan beban korban yang tertimpa bencana. Bantuan yang dikirimkan antara lain satu truk sembako, 100 terpal, empat terpal posko, 50 selimut, 1.000 sarung, biskuit 200 karton, kopi 100 karton dan air 500 karton. 

Pihaknya juga akan memberangkatkan tenaga relawan yang terdiri dari lima orang tim dokter, 15 orang tim pencinta alam untuk membantu proses evakuasi dan delapan pengurus remaja.

"Lokasi posko Remaja, di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis dan di sana ada 5.000 pengungsi, ada tiga orang terluka," kata Koordinator Remaja untuk bencana Banten Gatra Putra. 

Bencana tsunami terjadi pada pukul 21.30 WIB pada Sabtu (22/12) malam. Gelombang air naik, menggulung dan meluluhlantakkan seluruh bangunan yang ada di dekatnya. Hingga kini masyarakat pesisir masih mengungsi. 

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang tersebar di lima kabupaten terdampak. Di Kabupaten Pandeglang tercatat korban 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, tujuh orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement