REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Gereja Pantekosta Pantai Carita, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, menunda pelaksanaan ibadah kebaktian Natal akibat gelombang tsunami yang menerjang Perairan Selat Sunda. Banyak jemaat gereja yang terdampak tsunami Sabtu lalu.
"Semua jemaat di sini mengungsi," kata Rahmat, seorang pendeta Gereja Pantekosta Pantai Carita, Selasa (25/12). Kemungkinan pelaksanaan kebaktian digelar sore hari, karena jemaat sudah kembali ke rumah masing-masing.
Saat ini, kondisi pesisir Pantai Carita relatif normal dan aktivitas masyarakat mulai menggeliat. "Kami berharap sore ini bisa merayakan ibadah kebaktian dan merayakan Natal," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan jemaat gereja di sana sebanyak 250 orang dan mereka datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Pandeglang.
Perayaan Natal, kata dia, awalnya sudah disiapkan mulai penataan, tempat duduk dan jamuan makanan. Namun, Tuhan berkehendak lain dengan adanya gelombang tsunami itu.
"Kita semua pasrahkan kepada Tuhan atas musibah tsunami itu," ujarnya.
Menurut Pendeta, musibah yang terjadi gelombang tsunami adalah kehendak Tuhan. Manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan.
Karena itu, musibah bencana alam itu tentu harus diterima juga tidak boleh menyalahkan kepada alam maupun manusia. "Kita menerima kejadian bencana alam karena kehendak Tuhan itu," katanya.