REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Ledakan keras terdengar dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada Rabu (26/12) dini hari. Militer Suriah mengatakan, ledakan itu merupakan serangan udara Israel di gudang senjata.
Seorang pejabat militer Suriah mengatakan kepada media pemerintah, bahwa depotnya terkena ledakan dan tiga tentara terluka. Suriah juga mengatakan sebagian besar rudal berhasil dilumpuhkan.
"Tidak ada korban atau kerusakan pada properti di Israel," kata militer seperti dikutip BBC News, Rabu.
Pada Selasa (25/12) malam, media pemerintah Suriah menerbitkan rekaman sebuah objek bergerak di atas Damaskus yang dilumpuhkan. Ledakan keras kemudian terdengar, diikuti dengan ledakan penembakan artileri.
Namun, Israel belum mengkonfirmasi serangan itu dan mengatakan memang pihaknya mengaktifkan sistem pertahanan udara untuk menjatuhkan rudal Suriah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum mengomentari serangan udara yang dilaporkan ini. IDF kemudian menuliskan melalui Twitter resmi mereka bahwa sistem pertahanan udaranya diaktifkan sebagai tanggapan terhadap rudal anti-pesawat diluncurkan dari Suriah.
Israel pada beberapa kesempatan memang telah menargetkan situs Iran dan Hizbullah di Suriah yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri. Namun, Israel jarang mengakui melakukan serangan seperti itu.
Kendati demikian, pada bulan Mei, Israel mengatakan, telah menyerang hampir semua infrastruktur militer Iran di dalam wilayah Suriah dalam serangan terbesar sejak dimulainya perang saudara di sana pada tahun 2011. Serangan itu terjadi setelah roket ditembakkan ke posisi militer Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki semalam.