REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menyarankan kelima pendiri PAN tidak mengumbar perbedaan pendapat di publik. Viva pun menyarankan, pendiri PAN bertemu langsung dengan Amien Rais.
"Apabila ada perbedaan pemikiran dan pilihan, bertemu saja untuk 'kangen-kangenan' agar saling mendekatkan hati seperti masa awal reformasi di tahun 1998," kata Viva Yoga di Jakarta, Rabu (26/12).
Hal itu dikatakannya terkait surat terbuka yang mengatasnamakan lima pendiri PAN yaitu Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin yang meminta Amien Rais mundur dari PAN. Dalam surat itu, lima pendiri PAN meminta Amien Rais mundur dari PAN.
Viva menilai, Amien Rais selama ini telah memberikan kontribusi bagi perjuangan demokrasi dan dipilih dalam Kongres PAN di Bali sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN. Karena itu menurut dia, semua pihak harus menghargai mekanisme formal kepartaian sehingga apabila ada perbedaan pemikiran dan pilihan, lebih baik bertemu.
"Kami yang muda, sebagai kader penerus partai, sangat menghormati para pendiri partai. Mereka adalah tokoh nasional, tokoh yang tidak diragukan kredibilitas dan integritasnya serta pejuang demokrasi," ujarnya.
Viva mengatakan para pendiri partai menyebar pada kesibukan masing-masing. Sehingga, sangat mungkin akan ada perbedaan pemikiran dalam memahami proses sosial politik dan membawa konsekuensi pada perbedaan pilihan politik.
Dia menilai perbedaan pilihan politik itu harus direspons dengan sikap bijak yaitu saling menghormati dan tabayyun. Bukan saling menghujat dan bukan merasa pilihannya paling benar dalam membangun demokrasi.
"Persoalan politik kepartaian, para pendiri harus mempercayakan kepada pengurus partai. Jika ada perbedaan, nasehatilah mereka dan tegurlah mereka dengan kebajikan," katanya.
Sebelumnya, lima pendiri PAN mendesak Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengundurkan diri dari politik praktis dan menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus. Hal itu dikatakan dalam surat terbuka yang mengatasnamakan lima pendiri PAN yaitu Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin.
Kelimanya meminta Amien menempatkan diri sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri. Kelima pendiri PAN tersebut menilai ada lima alasan mengapa mereka meminta Amien mundur, salah satunya Amien dianggap semakin cenderung eksklusif serta tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya.