REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung sepanjang setengah hari Jumat (28/12) teramati sebanyak 15 kali letusan. Tinggi letusan mencapai 200 hingga 3.000 meter dan warna asap hitam.
Dalam rilis diterima di Bandarlampung, Jumat malam, Deny Mardiono AMd, staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, menyampaikan, laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 28 Desember 2018, pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, secara visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 100-200 meter di atas puncak kawah.
Teramati 15 kali letusan dengan tinggi 200-3.000 meter dan warna asap hitam. Asap letusan tidak berlanjut, teramati tipe letusan Surtseyan. Pada saat tidak ada letusan, puncak gunung api Anak Krakatau tidak terlihat lagi. Tidak terdengar suara dentuman dan tidak teramati awan panas.
Aktivitas kegempaan letusan 27 kali, amplitudo 12-25 mm, durasi 32-211 detik. Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 4-25 mm (dominan 10 mm).
Gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) sepanjang pengamatan itu, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup kencang ke arah Timur. Suhu udara 29-32 derajat Celsius dan kelembaban udara 59-66 persen.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 Km dari kawah.