Senin 31 Dec 2018 10:01 WIB

'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa

Tindakan rasialis di lapangan Eropa masih banyak terjadi sepanjang tahun 2018.

Rep: febrian fachri/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Mario Balotelli menangis.
Foto: caughtoffside.com
Mario Balotelli menangis.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Ejekan berbau rasialis sulit lepas dari sepak bola Eropa. Rentetan kasus terus terjadi. Tontonan menarik sepak bola Benua Biru kerap tercoreng ulah oknum suporter yang masih mencerca identitas berbau suku, agama, dan ras.

Untuk kasus tahun ini, paling mutakhir terjadi di Liga Italia saat laga boxing day yang mempertemukan Inter Milan dengan SSC Napoli pekan kemarin. Bek tengah Napoli, Koulidou Koulibaly menjadi bahan ejekan suporter tuan rumah.

Laga itu berjalan di Stadion Giuseppe Meazza, Kota Milan pada Kamis (27/12) dini hari WIB. Saat laga memasuki menit 79, Koulibaly memenangkan perebutan bola dengan gelandang I Nerazzurri Matteo Politano. Wasit Paolo Silvio Mazzoleni yang memimpin pertandigan mengangap Koulibaly melakukan pelanggaran dan memberinya kartu kuning kedua. Artinya bek asal Senegal itu harus keluar dari lapangan pertandingan lebih awal. Saat itulah ada oknum suporter yang meneriaki Koulibaly dengan menirukan suara monyet.

Koulibaly memang tampil sangat baik pada laga tersebut. Berkali-kali Pemain berusia 27 tahun tersebut berhasil mengagalkan sejumlah peluang tuan rumah. Koulibaly pun kerap memenangkan duel berlari atau bola-bola udara dari pemain Inter.

Usai diteriaki seperti binatang sirkus, Koulibaly sempat mengadu kepada wasit. Namun nihil. Pemain yang lahir di Prancis ini pun keluar lapangan dengan raut wajah kecewa.

photo
Kalidou Koulibaly.

Beberapa pemain Inter dan Napoli berusaha menenangkan Koulibaly sebelum ia meninggalkan arena pertandingan. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) tak menunggung lama lagi untuk mengambil tindakan tegas untuk memberikan sanksi. FIGC melarang suporter Inter menyaksikan langsung pertandingan di stadion selama dua laga.

Dukungan luas pun mengalir untuk Koulibaly. "FIFPro dan FIFA mengutuk rasis yang ditujukan kepada Koulibaly. Kedua organisasi sangat prihatin. Aksi rasis tidak dapat diterima karena telah melanggar protokol anti-rasis," tulis FIFA dikutip dari Football Italia, Ahad (30/12).

Sesama pemain sepak bola pun ramai-ramai memberikan dukungan kepada Koulibaly. Cristiano Ronaldo (Juventus), Mauro Icardi (Inter), dan sejumlah pesohor sepak bola Eropa lainnya turut mengutuk penghinaan kepada Koulibaly.

"Sepak bola adalah belajar tentang respek. Bukan untuk menyerang ras dan mendiskriminasi," tulus Ronaldo melalui akun instagramnya beberapa saat usai pertadingan boxing day Serie A.

Masih pada bulan yang sama, dua pemain Liga Primer Inggris Pierre-Emerick Aubameyang dan Raheem Sterling juga jadi bulan-bulanan teriakan rasisalis. Sterling mendapatkan ejekan dari penggemar Chelsea ketika Manchester City tandang ke Stamford Bridge pada Ahad (9/12) lalu.

Ketika itu Sterling diteriaki suporter the Blues saat hendak memungut bola dari luar lapangan. Manajemen Chelsea pun menghukum empat oknum yang terlibat dengan melarang mendatangi Stamford Bridge untuk menyaksikan pertandingan Chelsea. Tim asal Kota London dapat menindak aksi buruk suporternya itu karena kejadian terpantau oleh mata kamera.

 

photo
Raheem Sterling.

Sepekan sebelumnya, masih di London, Aubameyang mendapatkan lemparan pisang yang juga bermakna ejekan monyet saat membela Arsenal melawan Tottenham Hotspur. Pelaku pelemparan diketahui bernama Averof Pantelli. Fans Spurs itu dijatuhi hukuman empat tahun dilarang menyaksikan sepak bola di stadion dan dekenai denda 500 poundsterling.

Aksi rasialis memang masih kerap terjadi di Eropa sepanjang tahun ini. Hal itu yang membuat striker Gli Azzurri Mario Balotelli begitu geram dengan ragam hinaan atas warna kulitnya.

Sebelum kejadian Koulibaly di Kota Mode, Balotelli mengungkapkan kepada media tentang keterlibatannya dalam penggarapan film dokumenter yang mengangkat tema tentang rasialisme di sepak bola. Judul film dokumenter yang akan dibintangi Super Mario ialah Aku Bukan Monyet. Sama dengan Koulibaly, ejekan rasis yang kerap diterima pemain 28 tahun itu ialah teriakan monyet.

"Aku tidak melawan monyet. 100 persen saya ingin beri tahu semua orang bahwa monyet lebih cerdas dari pada mereka yang gemar berbuat rasialis," ujar Balotelli kepada Canal +.

Selain Balotelli, film ini juga akan dibintangi Samuel Eto'o dan Patrick Vieira. Film ini digarap oleh rumah produksi Marc Sauviurel dan mantan pemain timnas Prancis Olivier Dacourt. Film 'Aku Bukan Monyet' akan tayang di Canal + pada 6 Januari tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement