Jumat 04 Jan 2019 06:06 WIB

Menghargai Kerja Keras

Sosok Muslim pekerja keras dicintai dan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.

Kerja keras. Ilustrasi
Foto: eversendaiuae.com
Kerja keras. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Didin Hafidhudin

Syahdan ketika seorang pemuda berjabatan tangan dengan Rasul SAW, tiba-tiba Rasul mencium tangan pemuda itu sam bil berkata, “Inilah kedua tangan yang dicintai Allah SWT.” (HR Jamaah).

Kedua tangan pemuda itu keras dan agak kasar yang mencerminkan bahwa ia seorang pekerja keras yang tidak mengenal lelah. Tergambar pu la dari raut wajahnya dan penampil an fisiknya. Ternyata sosok Muslim pekerja keras inilah yang dicintai dan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.

Memang, Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk selalu bekerja dan bekerja dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, mempersembahkan kerja dan amal yang terbaik (ihsan), baik dalam kait annya dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia, bahkan dengan dirinya sendiri. Karena, hanya dengan cara inilah seorang Muslim akan meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun akhirat.

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS at-Taubah [9]: 105).

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya (bekerja keras) dan makanlah sebagian dari re ze ki- Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkit kan.” (QS al-Mulk [67]: 15).

Rasul SAW sangat memuji orang yang berusaha dan bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, seperti digambarkan dalam hadis di atas dan ha dis riwayat Imam Bukhari No 1.470; “Sesungguhnya seseorang dari ka lian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta, baik diberi atau tidak.” Dalam hadis lain riwayat Bukha ri No 2.072. “Tidak lah seseorang makan makan an yang lebih baik daripada hasil usaha nya sendiri dan Nabi Dawud AS juga makan dari usahanya sendiri.”

Bahkan, jika seseorang tertidur kelelahan karena mencari rezeki yang halal, tidurnya itu akan dipenuhi dengan ampunan dari Allah SWT (HR Imam Tabrani).

Sebaliknya, Rasulullah SAW sa ngat membenci bermalas-malasan, tidak mau bekerja. Dan, beliau selalu memohon perlindungan Allah SWT dari sifat malas. “ Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wal jubni wal harami wa a’udzu bika min fitnatil mahya wal mamat wa a’udzu mika min ‘adzabil qabri“ (Ya Allah aku berlindung kepada- Mu dari sikap lemah, malas, pengecut, dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur).” (HR Bukhari).

Karena itu, kita harus bersyukur dan memberikan apresiasi (penghargaan) yang tinggi kepada generasi muda, seperti pelajar SMK yang telah berhasil membuat mobil dan merakit sebuah pesawat dengan kerja keras sendiri, di bawah bimbingan para gurunya dalam team work yang solid. Kita yakin masih banyak gene rasi muda harapan bangsa yang cinta kerja untuk membangun masa depannya dan masa depan bangsa dan masyara kat nya. Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement