Kamis 03 Jan 2019 23:37 WIB

2019, KNKS Fokus Implemetasi Masterplan Keuangan Syariah

Masterplan AKSI jadi peta arah pengembangan keuangan syariah di Indonesia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri PPN/Kepala Bappenas sekaligus Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Bambang Brodjonegoro menyerahkan berkas acara kepada Ventje Rahardjo Soedigno  usai memimpin pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan direktur eksekutif dan para direktur KNKS di Jakarta, Kamis (3/1).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri PPN/Kepala Bappenas sekaligus Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Bambang Brodjonegoro menyerahkan berkas acara kepada Ventje Rahardjo Soedigno usai memimpin pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan direktur eksekutif dan para direktur KNKS di Jakarta, Kamis (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Komisi Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Ventje Rahardjo Soedigno menyampaikan Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah yang sangat besar. KNKS yang dipimpinnya diberi mandat mengawal implementasi dua masterplan yang telah diselesaikan, yakni peta jalan keuangan syariah dan industri halal.

"Dua masterplan itu yang akan jadi topik utama di 2019, tapi memang prioritasnya akan kita cari. Tim akan bekerja mana yang akan segera kita laksanakan," kata dia pascapelantikan di Kantor Bappenas, Kamis (3/1).

Menurutnya, tim akan mempelajari masterplan dulu untuk menentukan strategi dan target kedepan. Perlu koordinasi dengan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga pelaku industri sebelum memutuskan arah kerja.

"Beri saya satu bulan untuk mempelajari ini semuanya secara sungguh-sungguh, sekarang belum berani menyebutkan target dan lainnya karena harus diperhitungkan matang," katanya.

Satu hal yang jelas, Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) sebagai peta arah pengembangan keuangan syariah di Indonesia dan Masterplan Industri Halal akan menjadi panduan. Menurut Ventje, AKSI yang sudah ada sejak 2015 itu berisi strategi memperkuat infrastruktur keuangan syariah, pendalaman pasar, pengembangan bank syariah dan industri keuangan non-bank lainnya.

Potensi ekonomi syariah dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5 persen dari total populasi dunia pada 2030. Hal ini juga mengindikasikan meningkat pula permintaan produk halal sebagai kebutuhan umat muslim dunia. 

Saat ini perhatian terhadap ekonomi syariah telah terbukti dari berbagai pencapaian negara-negara lain. Seperti pasar halal yang sudah ada di Tiongkok, India, Malaysia dan Brazil, yang merupakan bukti besarnya pasar industri halal di dunia.

Indonesia berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen produk halal. Indonesia berada di posisi strategis bagi //halal superhighway// link dalam //global halal supply chain//. 

Data terkini mencatat ekspor produk halal Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19,2 persen pada 2017, dari tahun sebelumnya yang besarnya 29,7 millar dolar AS. Apabila perkembangannya terus didorong, industri halal akan membuka peluang dan berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement