Jumat 04 Jan 2019 20:20 WIB

Stok Beras Bulog Banyumas Melimpah

Pasca-penghapusan program rastra, penyaluran beras menurun drastis.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Beras
Foto: Pixabay
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Setelah tidak lagi menjadi pelaksana program rastra (beras sejahtera), Bulog Sub Divre IV Banyumas masih menyimpan stok beras cukup banyak. 

Kepala Sub Bulog Banyumas Soni Supriyadi menyebutkan, pada awal tahun ini stok beras yang masih tersimpan di gudang-gudang Bulog Banyumas masih mencapai sekitar 17 ribu ton. 

"Jumlah stok tersebut tergolong cukup banyak karena kita sudah tidak lagi menyalurkan beras program rastra. Paling hanya untuk operasi pasar atau program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang penyalurannya sekitar 1.500 -2.000 ton per bulan," jelasnya di sela peluncuran program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) beras di gudang Bulog Desa Klahang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas, Jumat (4/1). 

Dia menyebutkan, pasca-penghapusan program rastra, penyaluran beras ke masyarakat yang dilakukan Bulog memang menurun drastis. Terlebih dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang saat ini sudah dilaksanakan menyeluruh di empat kabupaten wilayah eks Karesidenan Banyumas, beras yang disalurkan pada masyarakat melalui penukaran voucher BPNT juga sudah tidak ada yang menggunakan beras dari Bulog. 

Untuk itu, kata Soni, penyaluran beras yang disimpan sebagai stok Bulog, hanya bisa dilakukan melalui kegiatan operasi pasar, program KPSH yang jumlah penyalurannya, atau penjualan langsung di gudang-gudang Bulog maupun Rumah Pangan Kita (RPK) selaku mitra Bulog di desa-desa. Namun dia menyebutkan, jumlah penyaluran tersebut tidak terlalu banyak . 

"Pada tahun 2018 saat program rastra masih dilaksanakan, setiap bulan kami masih menyalurkan beras sebanyak 4.422 ton. Rastra tersebut disalurkan pada 442.230 keluarga penerima manfaat (KPM). Namun dengan adanya penggantian program rastra dengan BPNT, maka penyaluran beras Bulog menjadi turun drastis," jelasnya. 

Meski demikian, Soni mengaku akan tetap berkomitmen untuk menyerap hasil hasil panen petani pada masa-masa panen. Seperti pada tahun 2019 ini, dia mengaku pihaknya mendapat target untuk menyerap hasil panen petani sebanyak 75 ribu ton. "Demikian juga dalam upaya stabilisasi harga pasar, kami akan tetap turun ke pasar-pasar untuk melakukan stabilisasi bila harga melonjak terlalu tinggi," tuturnya.   

Soni juga menyebutkan, dalam upaya stabilisasi harga pasar ini, Bulog mempersilakan masyarakat atau pedagang beras di pasar untuk membeli beras langsung di gudang Bulog. Dia menyebutkan, harga jual beras yang ditawarkan Bulog, jauh di bawah harga pasar. 

"Kami menjual beras medium seharga Rp 8.100 per kilogram. Tapi itu harga di gudang Bulog, yang berarti tidak termasuk ongkos angkut ke rumah warga atau pedagang yang yang membeli," katanya.

Selain beras, Soni juga menyebutkan, Bulog Banyumas menyediakan kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, gula pasir, terigu, dan daging kerbau. "Semuanya, kami jual dengan harga di bawah harga pasar," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement