Ahad 06 Jan 2019 16:50 WIB

Iran Tegaskan Dukung Proses Perdamaian di Afghanistan

Dukungan ini menampik isu bahwa Iran berada di balik sikap represif Taliban.

Tentara Afghanistan berjaga di Kabul, Afghanistan.
Foto: AP
Tentara Afghanistan berjaga di Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang sedang berkunjung ke Afghanistan, pada Sabtu (5/1) meyakinkan pemimpin Afghanistan di Kabul mengenai dukungan Teheran terhadap proses perdamaian di negara yang dicabik perang tersebut.

Araghchi tiba di Kabul pada Sabtu (5/1) dan bertemu dengan dengan timpalannya di Afghanistan, Edris Zaman, di Kementerian Luar Negeri di Kabul.

Belakangan, Araghchi dan delegasinya juga bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Arg (Istana Presiden).

Kedua pihak membahas pentingnya hubungan pemerintah-pemerintah, proses perdamaian pimpinan Afghanistan antar-rakyat Afghanistan dan cara untuk lebih baik memanfaatkan Pelabuhan Chabahar, kata satu pernyataan dari Istana Presiden di Kabul.

Ditambahkannya, Araghchi juga berbagi perincian dengan Presiden Ghani mengenai pertemuan baru-baru ini antara Pemerintah Iran dan Taliban, kata pernyaaan itu, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu, Ahad siang (6/1).

Pada awal pekan lalu, Taliban mengkonfirmasi wakilnya telah mengunjungi Teheran dan membahas masalah seputar perdamaian dan keamanan di Afghanistan.

"Delegasi tersebut mengunjungi Teheran untuk berbagi pandangan Taliban mengenai skenario 'pasca-pendudukan' dan terwujudnya perdamaian serta keamanan di Afghanistan dan wilayah itu dengan para pejabat Iran," kata Zabihullah Mujahid, Juru Bicara Taliban, dalam satu pernyataan pada 1 Januari.

Pertemuan tersebut dilakukan setelah wakil Taliban mengadakan pertemuan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dengan perunding perdamaian AS Zalmay Khalilzad pada Desember guna membahas penyelesaian politik dan cara memfasilitasi pembicaran langsung antara gerilyawan dan Pemerintah Afghanistan.

Taliban menyatakan juga mengadakan pertemuan dengan para pejabat dari Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Arab Saudi, tapi kelompok tersebut menolak bertemu dengan delegasi dari Pemerintah Afghanistan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement