Senin 07 Jan 2019 08:03 WIB

Selama 12 Jam, 46 Kali Gempa di Gunung Anak Krakatau

GAK mengalami 46 Kegempaan Letusan dan 37 kali Kegempaan Embusan.

Gunung Anak Krakatau
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gunung Anak Krakatau

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami sebanyak 46 kali kegempaan letusan selama 12 jam. Waktu pengamatan mulai dari Ahad (6/1) dini hari hingga menjelang Senin (7/1) dini hari.

Menurut laporan aktivitas gunung api disampaikan Windi Cahya Untung, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, dalam rilis diterima di Bandarlampung, Senin pagi, untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 46 kali, amplitudo 15-30 mm, durasi 35-105 detik. GAK juga mengalami Kegempaan Embusan sebanyak 37 kali, amplitudo 5-19 mm, durasi 30-120 detik, dan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 5 mm).

Kondisi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 66-83 persen.

Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman.

Berdasarkan data yang diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, Lampung Selatan itu, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.

Sebelumnya, PVMBG menyampaikan pada periode pengamatan 5 Januari 2019 pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.

Aktivitas Kegempaan Letusan sebanyak 19 kali, amplitudo 20-24 mm, durasi 51-121 detik. Embusan sebanyak 6 kali, amplitudo 12-14 mm, durasi 35-42 detik. Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 8 mm).

Sepanjang pengamatan, cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 27-29 derajat Celsius dan kelembapan udara 71-79 persen. Data tersebut diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, dekat Gunung Anak Krakatau.

PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan pula sejak pagi hingga Sabtu (5/1) siang, Gunung Anak Krakatau mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus.

PVMBG menyebutkan pada periode pengamatan 5 Januari 2019, pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 24 kali, amplitudo 18-25 mm, durasi 52-114 detik.

Kegempaan Embusan 4 kali, amplitudo 18-22 mm, durasi 46-110 detik. Kemudian Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 7 mm).

Gunung api di dalam laut itu, kini ketinggiannya menyusut dari semula 338 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi 110 mdpl atau telah berkurang sebagian tubuhnya longsor ke laut, sehingga diduga memicu tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) dua pekan lalu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement