Senin 07 Jan 2019 19:29 WIB

Cordoba, Salah Satu Kota Terbesar di Eropa

Cordoba disulap menjadi pusat perkembangan ilmu, sains, seni, dan sastra.

Masjid Cordoba yang beralih fungsi menjadi Gereja Kathedral.
Foto: .
Masjid Cordoba yang beralih fungsi menjadi Gereja Kathedral.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa masuk dan berkembangnya Islam di Cordoba itu berlangsung dari 711-912 M. Mulai dari 912 hingga 976M, peradaban Cordoba mulai menggeliat. As-Samah bin Malik Al- Khaulani merupakan merupakan tokoh yang membangunkan dan mengembangkan Cordoba hingga menjadi salah satu sebuah kota terbesar di Eropa.

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I, Cordoba disulap menjadi pusat perkembangan ilmu, pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan di seantero benua Eropa. Pada masa kepemimpinannya, Abdurrahman I berupaya untuk mengundang dan mendatangkan ahli fikih, alim ulama, ahli filasafat, dan ahli syair untuk bertandang dan mengembangkan ilmunya di Cordoba.

Puncak kejayaan dan masa keemasan Cordoba di bawah pemerintahan Islam mulai berlangsung pada era pemerintahan Khalifah Abdul Rahman An-Nasir dan pada zaman pemerintahan anaknya Al-Hakam. Ketika itu, Cordoba telah mencapai kejayaannya hingga pada taraf kekayaan dan kemewahan yang belum pernah tercapai sebelumnya.

Tak heran, bila pada era itu Cordoba memapu mensejajarkan diri dengan Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan Abbasiyah. Tak cuma itu, Cordoba juga setaraf dengan Konstantinopel, ibu kota kerajaan Bizantium serta Kaherah, ibukota kerajaan Fatimiah.

Pada saat itu, Cordoba telah mampu menempatkan duta besarnya hingga ke negara yang amat jauh seperti India dan Cina. Pada era kejayaan itu, Cordoba mengalami kemajuan pesat dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan intelektual.

Pada masa kekuasaan Abrurrahman III, berdirilah Universitas Cordoba yang termasyhur dan menjadi kebanggaan umat Islam. Berbondong-bondong mahasiswa dari berbagai wilayah, termasuk mahasiswa Kristen dari Eropa menimba ilmu.

Dari universitas inilah, Barat menyerap ilmu pengetahuan. Salah satu mahasiswa Kristen yang menuntut ilmu di Spanyol adalah Gerbert d’Aurillac (945-1003), yang kemudian menjadi Paus Sylvester II. Selepas belajar matematika di Spanyol, dia kemudian mendirikan sekolah katedral dan mengajarkan aritmatika dan geometri kepada para muridnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement