Senin 07 Jan 2019 20:45 WIB

Perempuan Asal Saudi Menolak Dideportasi dari Thailand

Qunun mengunci dirinya di sebuah hotel di Bangkok, Thailand.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perempuan Arab Saudi, ilustrasi
Perempuan Arab Saudi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Seorang remaja perempuan asal Arab Saudi berusia 18 tahun menolak keluar dari hotelnya di Bangkok, Thailand. Ia tidak membiarkan petugas imigrasi Thailand mengantarnya ke bandara menuju Kuwait. 

Remaja yang bernama Rahaf Mohammed al-Qunun mengatakan ia khawatir keluarganya akan membunuhnya jika ia pulang. Qunun sudah berada di Bangkok sejak Sabtu (6/1) lalu. Petugas imigrasi Thailand tidak mengizinkannya masuk ke negara itu.

Imigrasi Thailand membantah penolakan tersebut atas permintaan pemerintah Arab Saudi. Menteri Luar Negeri Arab Saudi juga telah membantah tuduhan tersebut melalui media sosial Twitter. Ia mengatakan imigrasi Thailand menahan Qunun di bandara karena ia telah melanggar undang-undang imigrasi Thailand. 

Qunun menggunggah sebuah video di Twitter. Ia memblok pintu masuk kamar hotel dengan meja dan meja rias. Qunun mengatakan ia melarikan diri dari Kuwait ketika keluarganya sedang mengunjungi Negeri Teluk tersebut. 

Ia datang ke Thailand menuju Australia untuk mencari suaka. Qunun mengatakan ia ditahan di bandara Bangkok sesaat ia meninggalkan pesawatnya dan diberitahu akan dipulangkan ke Kuwait. 

"Kakak laki-laki dan keluarga dan kedutaan besar Arab Saudi akan menunggu saya di Kuwait, mereka akan membunuh saya, hidup saya dalam bahaya, keluarga saya mengancam akan membunuh saya untuk hal-hal kecil," kata Qunun, Senin (7/1).

Qunun mengatakan ia mencari suaka ke Australia kerena mengalami tekanan secara emosional, fisik, dan verbal. Qunun sempat dipenjara dalam rumahnya selama berbulan-bulan. Keluarganya mengancam akan membunuhnya dan mencegahnya untuk melanjutkan pendidikan. 

"Mereka tidak mengizinkan saya berkendara atau berpergiaan, saya tertekan, saya mencintai hidup dan bekerja dan saya sangat ambisius tapi keluarga saya mencegah saya untuk hidup," kata Qunun.  

Keluarganya tidak bisa dimintai komentar. Dalam unggahannya di media sosial Qunun mengatakan keluarganya memiliki pengaruh yang kuat di masyarakat Arab Saudi tapi ia tidak mengidentifikasi mereka.    

Arab Saudi memiliki budaya dan kebijakan yang sangat ketat terhadap perwalian perempuan. Seorang perempuan harus mendapatkan izin dari keluarga laki-laki untuk bekerja, berpergian, menikah, dan bahkan untuk bisa mendapatkan perawatan medis. 

Negara yang sangat konservatif tersebut baru mencabut larangan berkendaraan untuk perempuan pada tahun lalu. Imigrasi Thailand mengatakan Qunun tidak diizinkan masuk karena ia tidak memiliki dokumen yang benar. 

"Kami sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi untuk mengirimnya kembali pulang ke negara asal, dia tidak akan dikirim ke negara ketiga karena kami tidak berwenang melakukannya," kata Wakil Perdana Menteri Thailand Prawit Wongsuwan.

Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)  di Bangkok mengatakan mereka sedang mencoba untuk bisa bertemu dengan Qunun. Dalam pernyataannya UNHCR mengatakan mereka akan mengadvokasi semua pengungsi yang mencari suaka. 

UNCHR mengatakan pengungsi yang mencari suaka tidak dapat dikembalikan ke negara asalnya sesuai dengan prinsip-prinsip Non-refoulement. "Yang mana mencegah suatu negara untuk mengusir atau mengembalikan pengungsi ke wilayah di mana membahayakan nyawa atau kebebasannya," kata pernyataan UNCHR.   

Lembaga hak asasi manusia yang bermarkas di New York juga mengatakan Thailand tidak boleh memulangkan Qunun kembali ke keluarganya. Karena, ia mengatakan hal itu membahayakan nyawanya. 

Qunun mengatakan ia memiliki visa Australia dan tiket penerbangan ke sana. Ia berencana untuk menghabiskan beberapa hari di Thailand agar kepergiannya dari Kuwait tidak menimbulkan kecurigaan. 

"Ketika saya mendarat di bandara, seseorang mendatangi saya dan mengatakan ia akan memproses visa (Thailand) saya tapi ia mengambil paspor saya, ia kembali dengan orang yang terlihat sebagai petugas keamanan bandara dan mengatakan orang tua saya keberatan dan saya harus kembali ke Arab Saudi melalui Kuwait Airways," katanya. 

Baca: Cari Suaka, Perempuan Saudi Takut Dibunuh Jika Dideportasi

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement