Rabu 09 Jan 2019 10:18 WIB

Penerbangan di Heathrow Ditangguhkan karena Drone

Kepolisian London melakukan penyelidikan atas insiden drone ini

Bandara Heathrow
Foto: cheapticketfor.com
Bandara Heathrow

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penerbangan dari bandara Heahtrow di London telah ditangguhkan sekitar satu jam pada Selasa (8/1). Penangguhan dilakukan setelah sebuah pesawat nirawak (drone) terlihat di sekitar bandara tersibuk di Eropa itu.

Penampakan drone itu dikhawatirkan menimbulkan kekacauan seperti yang terjadi di bandara Gatwick bulan lalu dalam skala yang lebih besar. "Kami sedang menangani penampakan drone di Heathrow," kata pihak bandara.

"Sebagai langkah pencegahan, kami menghentikan keberangkatan, sambil melakukan penyelidikan. Kami meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keadaan ini," tutur pengelola bandara Heathrow menambahkan.

Kepolisian Metropolitan London mengatakan menerima laporan tentang sebuah drone yang terlihat di dekat bandara sekitar pukul 17.05 GMT pada Selasa (8/1), dan melakukan penyelidikan bersama otoritas bandara.

Disebutkan bahwa petugas polisi termasuk di antara mereka yang melaporkan melihat pesawat tak berawak itu dan melancarkan penyelidikan penuh atas pelanggaran hukum.

Bandara membenarkan satu jam kemudian bahwa semua penerbangan sudah dimulai lagi. Laman pemberangkatan pesawat mencatat penerbangan mulai lepas landas pada pukul 18.11 GMT.

Kepada Reuters, seorang saksi mata yang berada di dalam sebuah pesawat di landasan pacu Heathrow mengatakan sejumlah pesawat sedang menunggu izin untuk terbang dan kemudian diberi tahu bahwa mereka sudah bisa mulai bergerak.

Bandara tersibuk kedua di London, Gatwick, mendapat gangguan parah ketika sejumlah drone terlihat dalam tiga hari berturut-turut pada Desember. Gangguan itu menyebabkan seribu penerbangan ditunda atau dialihkan dan berdampak pada 140 ribu penumpang.

Gangguan drone di Gatwick, yang sejauh ini merupakan kasus paling parah yang dialami sebuah bandara besar, menyingkap kerentanan yang harus diwaspadai oleh pasukan keamanan, perusahaan penerbangan dan operator bandara di seluruh dunia.

Tentara Inggris terpaksa menurunkan teknologi militer untuk berjaga-jaga di wilayah sekitar Gatwick, dan memastikan bahwa bandara tersebut cukup aman untuk diterbangi. Polisi mengatakan melakukan pencarian besar-besaran di Heathrow guna mencari sosok yang bertanggung jawab mengoperasikan drone tersebut.

"Kami menurunkan pasukan dan peralatan penting untuk memantau wilayah udara di Heathrow guna mendetiksi dengan cepat dan mencegah semua aktivitas drone tak berizin, sebagian merupakan pelajaran yang kami terima dari kasus Gatwick," kata komandan polisi Stuart Cundy.

Bantuan militer diterapkan setelah penampakan drone, katanya, tanpa memberi keterangan lebih lanjut karena akan memengaruhi langkah-langkah pengamanan.

Menteri Perhubungan Inggris Chris Grayling mengatakan telah mendapat laporan dari Heathrow mengenai peristiwa drone tersebut. "Saya sudah berbicara dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan serta pihak militer untuk mengirimkan pasukan dan teknologi yang telah digunakan di Gatwick ke Heathrow secepat mungkin," katanya.

Kedua bandara menyikapi kejadian tersebut dengan memanfaatkan teknologi anti-drone standar militer. Heathrow mengatakan bekerja sama dengan pihak berwenang, termasuk kepolisian, dan memakai teknologi yang tepat untuk memerangi ancaman drone.

Bandara tersebut pada tahun 2017 dilaporkan melayani 78 juta penumpang dan menjadi pangkalan utama bagi penerbangan British Airways. Jalur tersibuk untuk pelayanan penumpang adalah menuju Dubai dan New York.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement