Jumat 11 Jan 2019 12:45 WIB

Indonesia Masuk 10 Besar Negara Teraman untuk Pariwisata

Pariwisata di Indonesia membutuhkan jaminan keamanan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Kapal fery melintas di kawasan wisata Piaynemo di Raja Ampat, Papua Barat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kapal fery melintas di kawasan wisata Piaynemo di Raja Ampat, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kinerja Polri dalam meningkatkan keamanan di Indonesia. Menurut data Gallup's Law and Order Report tahun 2018, Indonesia mendapat skor 89 dan berada di posisi ke-9 sebagai negara dengan tingkat ketertiban dan hukum tertinggi.

Data itu sekaligus menyandingkan keamanan Indonesia setingkat di atas Denmark dan setingkat di bawah Kanada. “Adapun posisi puncak dipegang oleh negara tetangga kita Singapura dengan skor 97. Lalu diikuti Norwegia, Islandia, dan Finlandia yang masing-masing berbagu skor sama sebanyak 93,” kata Arief saat menghadiri acara penadatangan kerja sama sumber daya manusia (SDM) lintas-lembaga, di Mabes Polri, Kamis (10/1).

Sementara itu Arief juga menuturkan, dalam laporan salah satu situs perjalanan wisata di Inggris, Ampersand Travel, terdapat riles indeks tingkat keamanan wisata solo bagi perempuan. Dalam data tersebut, kata dia, Indonesia menjadi negara teraman ke-5 dari 70 negara-negara dunia dengan urutan teratas diisi oleh Jepang, Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Apresiasi lain yang diutarakan Arief adalah tentang respons cepat tanggap Polri dalam menangani krisis keamanan serta penyajian informasi yang akurat kepada masyarakat. Sehingga hal itu, kata dia, penyajian informasi terkait keamanan di bidang pariwisata di Indonesia tergolong cepat.

“Contohnya dalam kejadian aksi teror bom di Thamrin, dalam waktu lima jam saja pemerintah sudah bisa memberi jaminan keamanan kepada masyarakat internasional,” ujarnya.

Menurutnya, penanganan yang cepat dari Polri memberikan impresi positif bagi dunia internasional. Salah satu bukti impresi kalangan internasional salah satunya adalah pujian serta kepercayaan keamanan Indonesia dari negara-negara yang hadir dalam Asean Tourism Forum (ATF) di Manila pada 18-25 Januari 2016 silam.

Sementara itu Kapolri Tito Karnavian menilai, Indonesia merupakan negara dengan potensi wisata yang besar sehingga membutuhkan jaminan keamanan. Untuk itu dia menekankan, untuk memacu potensi wisata negeri yang ada, pihaknya akan terus berupaya memastikan keamanan serta menginstruksikan jajarannya untuk selalu siap siaga.

“Saya sangat bersyukur Indonesia menjadi negara paling aman ke-9 di dunja. Di kepolisian, kami punya elemen khusus yang disebut Polisi Pariwisata. Saya tekankan kepada Kapolda di setiap daerah bahwa boleh berekreasi sesuai dengan local wisdom di daerahnya masing-masing, asal sesuai batas kewajaran dan dapat selalu menjaga keamanan,” kata Tito.

Menurut Tito, investasi di sektor pariwisata Indonesia termasuk yang paling murah dibanding sektor lain. Namun begitu, kata dia, dampak pariwisata sangat besar untuk meningkatkan perekonomian. Dengan hadirnya revolusi digital 4.0 diprediksi akan mengubah semua hal yang dapat memangkas jumlah tenaga kerja. Tapi di sektor pariwisata, lanjutnya, penyerapan tenaga kerja justru dapat semakin bertambah.

“Untuk itulah saya akan terus memastikan keamanan ini terjaga,” katanya.

Acara pendatanganan kerja sama tersebut ditandatangani oleh Kapolri dan Menpar yang berisi beberapa poin mengenai pertukaran data dan informasi di bidang pariwisata, keamanan, penegakan hukum di sektor wisata, serta pengembangan SDM lintas lembaga. Empat sektor yang menandatangani nota kesepahaman itu adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), finansial, pernukliran, dan pariwisata sebagai primadona di masa depan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement