Ahad 13 Jan 2019 11:19 WIB

Warga Bersihkan Sisa Kerusakan Akibat Puting Beliung

Warga dibantu relawan membersihkan puing-puing bangunan akibat puting beliung.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
Suasana rumah yang rusak akibat angin puting beliung di Perumahan Rancaekek Permai 2, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/1/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Suasana rumah yang rusak akibat angin puting beliung di Perumahan Rancaekek Permai 2, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, RANCAEKEK -- Sejumlah warga di perumahan Rancaekek Permai 2, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Ahad (13/1) mulai membersihkan puing-puing material bangunan rumah yang terkena angin puting beliung, Jumat (11/1). Mereka dibantu oleh relawan yang berasal dari organisasi masyarakat.

Saat ditemui dilokasi, salah seorang korban yang rumahnya rusak, Iyus (49) warga di Blok B 24 mengungkapkan usai kejadian angin puting beliung, ia bersama keluarganya mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terkena angin tersebut. Iyus menjelaskan, akibat angin puting beliung hampir seluruh bagian rumahnya hancur dan tidak bisa ditempati. Bahkan, saat hujan terjadi, Sabtu (12/1) malam air masuk ke dalam rumah sebab seluruh bagian atap terbang.

"Semuanya hampir hancur. Mau dilanjut diperbaiki, gak ada dana," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (13/1).

Iyus berharap pemerintah memberikan bantuan dana untuk perbaikan rumah miliknya. Dirinya menambahkan, saat ini dibantu saudaranya serta relawan membersihkan puing-puing material bangunan yang rusak akibat angin puting beliung.

"Sekarang mah evakuasi barang yang masih layak dipakai," katanya.

Sementara itu, Ibu Jumadi (48) mengungkapkan akibat angin puting beliung bagian belakang rumahnya rusak parah termasuk gentengnya. Selain itu, kanopi di bagian depan rusak tidak tersisa sama sekali.

"Pas kejadian, lagi di ruang tengah. Di luar ada angin masih belum parah. Pas kedua kalinya parah, saya langsung masuk ke kamar dan bersembunyi di tempat tidur. Ada empat orang pas kejadian," ungkapnya.

Ia mengaku tidak mengungsi sebab kondisi kamar masih bisa dipakai. Sementara itu, bantuan sempat diperolehnya yaitu nasi bungkus kemarin, Sabtu (12/1).

Dirinya mengungkapkan saat ini keluarga dan saudaranya tengah memperbaiki rumah dan membersihkan puing-puing sisa material bangunan yang rusak. Ia pun berharap pemerintah bisa membantu material bangunan untuk para korban. "Pengen mah material bantuannya," katanya.

Sementara itu, relawan BPBD Jawa Barat, G Sutiawan dari Petakalagrage mengungkapkan data korban hingga Ahad (13/1) pukul 06.00 Wib yaitu di Desa Jelegong, Kampung Papanggungan, RW 06 sebanyak 66 kepala keluarga (KK), 212 Jiwa dan 58 rumah terdampak. Sementara di Kampung Linggar Jati, RW 14 sebanyak 42 KK, 160 jiwa dan 42 rumah terdampak.

Kemudian di Perum Rancaekek Permai 2 RW 23 sebanyak 571 KK, 1901 jiwa dan 564 rumah terdampak. Serta di Desa Bojongloa sebanyak 53 KK, 189 jiwa dan 53 rumah terdampak. Serta Kelurahan Kencana sebanyak 21 KK, 105 jiwa dan 21 rumah terdampak.

"Jumlah sementara, korban terdampak 753 KK, 2567 jiwa, 738 rumah terdampak.

Di Mesjid Al-Ikhlas ada 23 orang yang terdata, 5 KK mengungsi. Sementara yang mengungsi di luar mesjid belum terdata," katanya.

Dirinya mengungkapkan, sebagian pengungsi di mesjid yang masih berusia anak-anak diberikan trauma healing dari anggota Polwan Polres Bandung. Sementara, orang tua mereka membersihkan puing-puing material rumah yang rusak.

"Relawan hadir dibantu TNI untuk bersih-bersih puing-puing material bangunan yang rusak. Dapur umum juga disiapkan untuk warga terdampak," katanya. Dirinya mengatakan, 90 persen pekerjaan dilakukan oleh relawan untuk membantu warga terdampak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement