REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Warga Rancaekek di Kabupaten Bandung dihebohkan dengan adanya kejadian fenomena cuaca ekstrem puting beliung pada Rabu (21/2/2024) kemarin.
Badai besar ini terbentuk karena gumpalan awan vertikal bercampur petir disertai hujan lebat.
Fenomena ini juga telah dibahas di dalam Alquran, walaupun di dalam kitab suci ini menggunakan istilah tornado, yang memiliki dampak yang lebih berbahaya.
Fenomena puting beliung atau tornado memang merujuk pada fenomena alam yang memiliki beberapa kemiripan visual yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya dan menghancurkan. Namun, kecepatan angin dan dampak dari puting beliang relatif tidak sekuat tornado.
Fenomena ini diungkap dalam surat Al-Haqqah ayat 5-6, di mana Allah SWT berfirman:
فَاَمَّا ثَمُوْدُ فَاُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ. وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ
Artinya: "Adapun (kaum) Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, sedangkan (kaum) ‘Ad telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin". (QS Al Haqqah [69]:5-6).
Menukil Tafsir Tahlili Kemenag, surat Al Haqqah ayat 5 menerangkaan Kaum Samud yamg telah dihancurkan Allah dengan Tagiyah yaitu suara petir yang mengguntur dari langit yang membinasakan semua yang ada di permukaan bumi.
Disebut Tagiyah (sesuatu yang luar biasa) karena memang suara itu luar biasa; tidak seperti suara petir yang pernah terjadi.
Mereka diazab oleh Tuhan karena telah bertindak melampaui batas yang telah ditetapkan Nabi Saleh terhadap mereka. Mereka membunuh unta betina yang diperintahkan Nabi Saleh untuk dijaga dengan baik.
Pada firman Allah SWT yang lain diterangkan bahwa kaum Samud dibinasakan dengan sa‘iqah (petir).
وَاَمَّا ثَمُوْدُ فَهَدَيْنٰهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمٰى عَلَى الْهُدٰى فَاَخَذَتْهُمْ صٰعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُوْنِ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: "Dan adapun kaum Samud, mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan". (QS Fussilat [41]: 17)
Selanjutnya, pada ayat 6 dijelaskan bahwa kaum ‘Ad dibinasakan Allah dengan angin dingin yang sangat kencang (sarsar atiyah). Mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin dan memiliki daya rusak yang sangat kuat.
Allah SWT menimpakan angin itu sebagai bentuk siksa kepada mereka dengan kekuasaan-Nya selama tujuh malam delapan hari terus-menerus tanpa henti untuk membinasakan mereka.
Baca juga: Saat Kiamat Tiba, Baca Kalimat Thayyibah yang 'Dibocorkan' Rasulullah SAW Ini
Pada saat itu, melihat kaum 'Ad mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong yaitu telah lapuk bagian dalamnya.
Sedangkan dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah dijelaskan, balasan bagi kaum Nabi Hud, yakni kaum ‘Ad atas pendustaan mereka adalah kebinasaan dari Allah SWT dengan angin kencang yang menghancurkan dan sangat dingin, sehingga tidak ada sesuatupun yang dilewatinya melainkan akan tumbang, tidak ada apapun yang dapat menghalanginya.