REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Legenda sepak bola asal Argentina, Diego Maradona, menjalani proses pemulihan operasi akibat pendarahan perut. Menurut pernyataan pengacaranya yang dilansir dari Reuters, Senin (14/1), Maradona yang menjalani pemulihan sejak Sabtu (12/1) itu, mengetahui masalah medisnya sejak awal Januari saat pemeriksaan rutin di sebuah rumah sakit di Olivos.
"Proses operasi Diego Maradona sudah selesai. Terima kasih Tuhan, semuanya berjalan dengan lancar," ujar Matias Morla, pengacara Maradona, melalui akun Twitternya.
Operasi yang dijalani pria berusia 58 tahun itu dilakukan untuk menghentikan pendarahan akibat hernia, yang menurut Morla, tidak terlalu rumit namun bertujuan mengatasi penyakit tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, Maradona menderita sejumlah keluhan medis yang memaksanya menghabiskan sejumlah waktunya di rumah sakit.
Gaya hidup Maradona yang mewah merupakan dampak dari statusnya sebagai salah satu pemain bola yang paling dikagumi di abad ke-20. Terakhir kali ia jatuh sakit saat Piala Dunia 2018 di Rusia. Kala itu ia pingsan saat menyaksikan pertandingan Argentina melawan Nigeria.
Catatan lainnya, Maradona juga pernah dirawat di rumah sakit akibat serangan jantung dan masalah pernafasan akibat penggunaan kokain. Akibatnya, ia harus menjalani rehabilitasi di Kuba dan Argentina sebelum operasi perut di tahun 2005.
Sedangkan pada tahun 2007, mantan pemain Boca Juniors dan Napoli itu melakukan pemeriksaan di sebuah klinik kesehatan di Buenos Aires, Argentina, akibat konsumsi alkohol berlebihan.
Pada beberapa bulan terakhir, Maradona terpaksa menggunakan tongkat untuk berjalan karena masalah di lututnya. Doktor menemukan pendarahan sesaat sebelum Maradona terbang ke Meksiko untuk melanjutkan tugasnya sebagai pelatih klub Divisi II Dorados de Sinaloa.
Morla menyampaikan, Maradona akan segera kembali melatih tim tersebut pada musim kedua serampung proses pemulihan. "Sekarang kami menunggu proses pemulihan, jadi Maradona bisa kembali bekerja secepatnya," pungkas dia.