Rabu 16 Jan 2019 23:01 WIB

Korban Banjir di Aceh Tenggara Rendam 19 Gampong

Tidak ada korban jiwa saat banjir melanda

banjir ilustrasi
Foto: antara
banjir ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tenggara mencapai 1.765 kepala keluarga atau 6.839 jiwa akibat intensitas hujan tinggi yang merendam 19 gampong atau desa di empat kecamatan.

"Ada 1.765 unit rumah terendam air dengan catatan satu rumah dihuni oleh satu keluarga dengan total 6.839 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu (16/1).

Dari ke-19 desa yang terendam banjir pada Selasa (15/1) malam hingga dini hari itu, kata dia, terdiri dari delapan desa di Kecamatan Babussalam, yakni Kota Kutacane, Pulonas, Pulo Latong, Perapat Hulu, Perapat Titi Panjang, Kutacane Lama, Kutarih, dan Gumpang Jaya.

Selain itu terdapat tujuh desa di antaranya berada di Kecamatan Lawe Bulan, meliputi Pulonas Baru, Lawe Rutung, Pasir Gala, Bahagia, Kuta Galuh Asli, Perapat Timur, dan Pasir Bacang Lade.

Ada tiga desa di antaranya di Kecamatan Bambel, yakni Bambel, Lawe Kihing, dan Bambel Gabungan, dan Desa Natam di Kecamatan Ketambe.

"Untuk korban jiwa tidak ada, tapi ada 42 keluarga atau 160 orang di antaranya terpaksa menggungsi di Pajak (pasar) Dhuafa di Desa Bacang Lade, Lawe Bulan. Pasar ini dijadikan sebagai titik pengungsian bagi masyarakat yang belum bisa kembali ke rumah mereka," katanya.

Selain banjir merendam belasan desa, kata dia, tanah longsor juga terjadi di dua desa di Kecamatan Ketambe, yakni Lawe Mengkudu dan Lawe Beringin yang mengakibatkan jalan nasional Kutacane-Blangkejeren tidak bisa dilalui karena tertimbun longsor menutupi badan jalan.

"Kondisi terkini, badan jalan yang tertimbun dalam proses pembersihan oleh Balai Jalan Nasional. Di Desa Natam, luapan air sudah mulai surut, dan jalur transportasi sudah bisa dilalui," tutur Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh pekan lalu menyatakan, dewasa ini cuaca buruk akibat hujan yang tinggi mulai berkurang baik intensitas maupun kualitas yang terjadi di provinsi itu.

"Memasuki Januari 2019, banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi telah berkurang," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad.

Ia menambahkan, kondisi ini diperkirakan masih berlangsung akhir bulan Januari 2019 yang ditandai dengan adanya awan Comulonimbus atau awan CB, dan melanda sejumlah daerah di Aceh, seperti wilayah Tengah, Barat-Selatan, dan Timur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement