REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat adanya peningkatan jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun. Jumlah ini bertambah seiring adanya peningkatan curah hujan.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita mengatakan Kota Bandung memiliki merupakan daerah endemis sehingga seluruh wilayahnya rawan penyebaran nyamuk DBD. Sejak awal tahun ada peningkatan pasien yang terjangkit DBD.
"Ada peningkatan kasus DBD walau tidak signifikan," kata Rita saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (19/1).
Ia mengatakan pasien yang menderita DBD umumnya sudah langsung tertangani. Puskesmas di kewilayahan siaga menerima pasien dan membantu melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip menambahkan tercatat sudah ada 48 kasus DBD yang terjadi pada awal tahun. Data ini diperoleh dari laporan rumah sakit dan puskesmas yang merawat pasien DBD.
"Kalau di Kota Bandung cukup endemis DBD ini. Sampai kemarin 48 kasus laporan ke kami," kata Rosye dihubungi terpisah.
Ia menuturkan kasus ini merata terjadi di semua daerah di Kota Bandung. Tidak ada titik kecamatan yang paling dominan. Kota Bandung memang rawan berkembang biaknya nyamuk Aedes aegpty.
Menurutnya, peningkatan kasus DBD memang kerap terjadi pada awal tahun. Kondisi yang sama juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena musim penghujan biasanya sedang pada puncaknya.
"Tahun lalu juga sama minggu begini. Kalau ditotal memang sekitar 200an di bulan Januari. Ini terjadi sejak 3 tahun lalu 2017-2018. Di bulan januari sekitar 200an DBD ini. Kalau sekarang (2019l jumlah kasusnya ada sekitar 48," ujarnya.
Ia menambahkan, berdasarkan catatan dinas kesehatan, jumlah kasus DBD dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir (2010-2018) di Kota Bandung, jumlah kasus tertinggi terjadi pada 2013 dengan 5.736 kasus. Angka ini kemudian turun di 2014 yakni 3.132 kasus.
Namun, kemudian kembali naik pada 2015, yakni 3.640. Begitu juga pada tahun 2016 naik menjadi 3.880. Namun kemudian kembali turun di 2017 dengan 1.786 dan kembali naik di 2018, yakni 2.826 kasus.
Ia meminta masyarakat utuk waspada penyebaran DBD di wilayahnya, terutama berkembangbiaknya nyamuk yang bisa sangat masif. "Sekali bertelur nyamuk itu bisa sampai 200. Tempat tempat perindukan nyamuk menjadi bertambah banyak dibanding musim kemarau. Nyamuk sendiri sebagai vektor atau perantara (virus dengue), apalagi di musim hujan semakin besar untuk berkembang biak," ujarnya.