Ahad 20 Jan 2019 16:40 WIB

Emil Bersyukur Presiden Dukung Pembenahan Situ Bagendit

Presiden mendukung pembenahan melalui Kementerian PUPR mulai tahun depan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hdimuljono (kedua kiri), Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) meninjau Situ Bagendit di Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/1/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hdimuljono (kedua kiri), Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) meninjau Situ Bagendit di Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, mengutarakan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), terkait rencananya bebenah Situ Bagendit, di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Presiden berkomitmen mendukung rencananya tersebut melalui Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia mulai tahun depan.

"Saya menerangkan rencana penataan danau terkenal di Garut yaitu, Situ Bagendit di kawasan Banyu Resmi," Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat Kunjungan Kerja Presiden Republik Indonesia  beserta rombongan Menteri Kabinet Kerja, di Kabupaten Garut, Sabtu (19/1) lalu.

Menurut Emil, Presiden mendukung melalui Kementrian PUPR untuk tahun depan agar penataan 100 hektare (Ha) danau ini bisa selesai dan menjadi destinasi dunia. Emil mengatakan Jabar sedang kebut rencananya menuju "JabarJuara".

Seperti diketahui, Situ Bagendit merupakan sebuah objek wisata alam di Kabupaten Garut yang berlokasi di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi. Situ Bagendit punya legenda tersendiri.

Menurut cerita rakyat setempat, zaman dahulu kala hidup seorang wanita kaya raya bernama Nyai Endit. Nyai Endit dikenal amat kikir dan jahat terutama ke orang miskin, sampai satu ketika saat dia mengadakan pesta muncul seorang kakek yang terlihat miskin meminta makanan.

Karena kekikirannya, Nyai Endit tidak memberikan apapun pada kakek tersebut hingga akhirnya kakek itupun pergi. Keesokan harinya, masyarakat daerah tersebut geger karena adanya sebatang lidi yang menancap di tanah desa tapi tidak ada seorangpun yang sanggup mencabutnya.

Sampai akhirnya sang kakek muncul kembali dan mencabut lidi tersebut. Dikisahkan bahwa dari bekas lubang lidi tersebut mengalir air yang semakin lama semakin deras hingga akhirnya menenggelamkan wilayah tersebut. Nyai Endit karena cintanya pada harta tidak mau meninggalkan rumahnya dan akhirnya ikut tenggelam.

Sebelumnya, Emil mendampingi Presiden RI Joko Widodo "blusukan" ke pesawahaan, di Kampung Kaumluwuk, Desa Leuwigoong, Kabuoaten Garut, Sabtu lalu. Kegiatan tersebut dilakukan Presiden dalam rangka Gerakan "Mengawal Musim Tanam Okmar 2018/2019", yang digelar Kementerian Badan usaha Milik Negara dan Kementerian Pertanian RI.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini masih menunggu aturan resmi dari Kementerian Dalam Negeri terhadap bantuan keuangan yang disalurkan pada pemerintah kota/kabupaten. Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, hal itu merupakan hasil evaluasi APBD Jabar  2019 terutama terkait program stategis gubernur dalam bidang pariwisata seperti revitalisasi pariwisata di daerah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement