REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga yang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi pada awal 2019 mengalami peningkatan. Hingga pertengahan Januari 2019 lalu, jumlah warga yang terjangkit DBD mencapai sebanyak 31 orang.
Bahkan berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan satu orang di antaranya meninggal dunia. "Selama 17 hari pertama di Januari 2019, telah ditemukan sebanyak 31 kasus DBD," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Deliawati kepada wartawan Selasa (22/1).
Jumlah ini meningkat 100 persen dibandingkan dengan kasus DBD di bulan Desember 2018 lalu. Sebelumnya, pada Oktober dan November 2018 lalu kasus DBD hanya sebanyak 20 kasus.
Menurut Lulis, dari 31 kasus DBD di awal tahun tersebut satu di antaranya meninggal dunia yang merupakan warga Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Ia mengatakan ada sejumlah daerah yang cukup tinggi kasus DBD yakni Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole, Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang, dan Kecamatan Lembursitu.
Lulis mengatakan, mulai maraknya kasus DBD ini disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya faktor musim hujan yang menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Selain itu akibat masyarakat yang masih belum memperhatikan masalah kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu Lulis mengatakan, untuk mencegah meningkatnya kasus DBD, Dinkes mengimbau masyarakat untuk rajin menjaga kebersihan di area tempat tinggal. Di antaranya dengan menggalakan gerakan menguras, menutup dan mengubur (3M) dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Upaya lainnya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing. Langkah ini dinilai efektif untuk menekan penyebaran penyakit DBD.