REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Proses pembangunan Masjid Taman Sriwedari yang berlokasi di lahan bekas Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, Solo, telah berjalan 21 persen. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo optimistis pembangunan aku selesai sesuai rencana.
"Progresnya sudah 21 persen, kemarin saya mendapat laporan," kata Wakil Wali Kota Solo yang juga Ketua Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Achmad Purnomo, kepada wartawan, Selasa (22/1).
Purnomo menyatakan, panitia pembangunan masjid masih menunggu kedatangan kayu ulin dari Kalimantan yang bakal dijadikan sirap masjid. Nantinya, jika kayu ulin berkualitas tersebut sudah datang dan dipasang, maka akan terlihat bangunan utama masjid.
"Informasinya pertengahan Februari baru sampai ke sini," ungkapnya.
Masjid yang dibangun di atas lahan dengan total luas 17 ribu meter persegi tersebut nantinya akan dilengkapi taman dan kolam untuk mempercantik kawasan Sriwedari. Nantinya, juga akan dilakukan revitalisasi Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari.
Saat ini, GWO masih rutin digunakan untuk pentas kesenian. Purnomo menjelaskan, desain Masjid Taman Sriwedari berbeda dengan masjid pada umumnya. Umumnya, desain masjid berbentuk persegi dengan kubah di atasnya. Namun, desain Masjid Taman Sriwedari justru berbentuk joglo.
"Desain joglo ini mengacu pada Masjid Demak," terang Purnomo.
Di samping itu, pembangunan Masjid Taman Sriwedari menggunakan konsep go green atau ramah lingkungan. Sehingga diharapkan dapat mengembalikan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi dan berkhasanan budaya.
Sebelum dijadikan taman hiburan, kawasan Sriwedari dulunya merupakan kebon rojo atau Taman Raja Pakubuwono X. Konsep utama desain masjid yakni Jawa Klasik. Nantinya, masjid tersebut akan memiliki menara setinggi 99 meter.
Masjid Taman Sriwedari akan memiliki halaman luas tanpa pagar pembatas. "Jadi selain untuk ibadah, Masjid Taman Sriwedari juga untuk wisata dan hiburan," katanya.
Terkait anggaran pembangunan, Purnomo menyatakan dana sumbangan pembangunan masjid terus mengalir dari para donatur. Donatur berasal dari perusahaan-perusahaan dan masyarakat. "Sudah banyak yang menyumbang. CSR dari perusahaan-perusahaan dan sedekah masyarakat terus masuk," ucap Purnomo.
Pembangunan Masjid Taman Sriwedari sepenuhnya menggunakan dana sumbangan. Pemkot tidak mengeluarkan anggaran untuk pembangun masjid tersebut.