Sabtu 26 Jan 2019 16:45 WIB

Nasaruddin Umar Luncurkan Nasaruddin Umar Office

NUO memiliki 17 program yang sebetulnya sudah lama berjalan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Andi Nur Aminah
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar Melaunching Nasaruddin Umar Office (NUO), di Jalan Gaharu I, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar Melaunching Nasaruddin Umar Office (NUO), di Jalan Gaharu I, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar meluncurkan Nasaruddin Umar Office (NUO), di Jalan Gaharu I, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1). NUO memiliki 17 program di antaranya deradikalisasi, konter terorisme, penelitian, pesantren diaspora dan interfaith dialogue.

 

Nasaruddin mengatakan 17 program di NUO tersebut telah lama berjalan. Namun baru kali ini dilakukan launching. Pengajian, pesantren tahdidz, kajian intensif kebangsaan dan keagamaan adalah di antara kegiatan yang selama ini sudah berjalan. “Kami bertekad menghadirkan ketenangan, kedamaian untuk segenap bangsa tanpa membedakan etnik. Ini tujuan kami,” ujar Nasaruddin dalam sambutannya.

 

Nasaruddin menegaskan beragam kegiatan di NUO diyakini akan bermanfaat terhadap bangsa baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa program NUO telah dikerjasamakan dengan lembaga pemerintah seperti hasil survei The Nusa Institute tentang gerakan keagamaan di Indonesia.

 

Menurut Nasaruddin Umar, kerja-kerja dari The Nusa Intitue sejauh ini tidak dipublikasikan secara meluas. Namun hanya dikerjasamakan dengan pemerintah yaitu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dia mengatakan hasil surveinya juga menjadi acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan. “Ini bukan lembaga populis. Insya Allah yang kami lakukan valid. Di Amerika semua hasil survei tak perlu harus dipublikasikan,” katanya.

 

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin merasa terbantu dengan kehadiran NUO. Sebab, fokus lembaga ini sejalan dengan tugas dari Kemenag, salah satunya dalam menjaga Indonesia dari gerakan radikal.

“Ini sangat membantu Kemenag yang selama ini mendeteksi gerakan-gerakan radikal atau aliran-aliran bermasalah,” katanya.

 

Dia berharap NUO dapat memperkuat jaringan Kemenag dalam hal mendeteksi gerakan yang tidak sejalan dengan dakwah yang berkembang di Indonesia. Menurutnya, dakwah Indonesia yakni menyampaikan Islam rahmatan lil alamin.

 

Launching NUO dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Ketua Bidang Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin. Hadir pula mantan Menteri Perindustrian, Saleh Husin dan beberapa tokoh lintas agama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement