Sabtu 26 Jan 2019 22:40 WIB

Penampilan Gamelan Pukau 500 Warga Amerika Serikat

Sebagian para pemain adalah warga AS yang mengagumi Indonesia

Gamelan Bali menjadi pembuka malam penayangan perdana film Bali: Beats of Paradise di Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Samuel Goldwyn Theater, Beverly Hills, Amerika Serikat.
Foto: dok Livi Zheng
Gamelan Bali menjadi pembuka malam penayangan perdana film Bali: Beats of Paradise di Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Samuel Goldwyn Theater, Beverly Hills, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan unik dan baru Gamelan Jawa, Gamelan Bali, dan orkestra lengkap berhasil memukau lebih dari 500 warga Amerika Serikat. Penampilan ini berkat kolaborasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington D.C. dengan Post Classical Ensemble dan Washington National Cathedral. 

Pagelaran yang berlangsung selama tiga jam tersebut dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan perayaan ulang tahun ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat yang jatuh pada 2019. Mega konser tersebut dibuka dengan langgam Lir-ilir dan Sesonderan yang diiringi Gamelan Jawa sekaligus untuk menyambut para penonton memasuki gedung katedral. Setelah itu, rangkaian atraksi tarian tradisional Indonesia, yakni Tari Merak yang diiringi Gamelan Jawa, Tari Margapati dan Tari Topeng Tua dari Bali dipertunjukkan secara apik untuk memesona para hadirin.

Yang menarik, sebagian para pemain Gamelan Jawa dan Bali adalah warga negara Amerika Serikat yang memang sangat mengagumi budaya Indonesia. Mereka secara rutin berlatih setiap pekan di KBRI Washington D.C. dengan dipimpin oleh pelatih Gamelan Jawa bernama Muryanto dan pelatih Gamelan Bali I Nyoman Suadin.

Penampilan piano dan orchestra karya Lou Harrison serta rangkaian konser piano melengkapi rangkaian acara hiburan untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat.  

Mega konser tersebut bertujuan untuk menunjukkan besarnya pengaruh gamelan terhadap music klasik Barat. 

"Kita semua di sini untuk menyaksikan hubungan yang unik dan erat antara gamelan dan music klasik Barat," ucap Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat , Iwan Freddy Hari Susanto.

Wakil Dubes RI mengatakan bahwa pagelaran kolaborasi itu merupakan satu bukti pengaruh gamelan Indonesia yang sudah sangat lama menjadi inspirasi bagi para composer ternama Eropa dan Amerika. 

Hal serupa juga ditegaskan oleh Joseph Horrowitz, Direktur Eksekutif Post Classical Ensemble, yang menyatakan bahwa tidak ada jenis musik non-Barat lain yang pengaruhnya begitu besar terhadap tradisi Barat, selain gamelan.

Nama-nama besar seperti Claude Debussy, Lou Harrison, dan Colin McPhee merupakan contoh composer dari negara Barat yang mahakaryanya sangat terinspirasi oleh karakter gamelan yang indah dan karakter suaranya sangat berbeda dari aliran musik Barat. 

Dalam konteks tersebut, mega konseri itu sekaligus memberi pengakuan terhadap kontribusi gamelan sebagai elemen pemersatu yang dapat menjembatani rasa saling pengertian antarbangsa.

Pagelaran kolaborasi music tersebut juga bertujuan untuk menunjukkan kedekatan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat selama ini.

Selain publik yang terdiri dari para penikmat musik dan pemerhati budaya di AS, pementasan gamelan itu juga dihadiri oleh para duta besar dan diplomat senior negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara lainnya, para pimpinan perusahaan, dan mitra-mitra kerja KBRI di Washington, D.C.

Di akhir acara, kopi dan teh spesial bersama keripik Indonesia turut dihidangkan untuk menghangatkan pagelaran musik tersebut. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement