Sabtu 26 Jan 2019 23:26 WIB

Puluhan Ribu Warga Australia Peringati Invasion Day

Invasion Day adalah hari mengakui sejarah perjuangan orang-orang pertama Australia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andri Saubani
Kota Perth, Australia Barat, Australia (ilustrasi).
Foto: EPA/Barbara Walton
Kota Perth, Australia Barat, Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Di seluruh Australia, puluhan ribu orang pribumi dan non-pribumi telah menandai 26 Januari dengan menghadiri acara 'Invasion Day', mengakui sejarah dan perjuangan orang-orang pertama Australia. Di Melbourne saja, jumlah peserta pada pawai Hari Australia diperkirakan lebih dari 10 ribu, sementara penyelenggara memperkirakan bahwa ada jumlah peserta dapat mencapai 80 ribu.

Mereka berkumpul di luar gedung parlemen Victoria untuk berpidato, 500 meter dari rute parade Hari Australia resmi, sebelum berjalan menuju Stasiun Flinders Street, seperti dilansir di SBS News, Sabtu (26/1). Kemarahan atas kematian penduduk asli dalam tahanan mendukung banyak protes, dengan demonstran memegang poster dengan foto-foto korban.

Ketika mereka berjalan melalui kota, pengunjuk rasa meneriakkan, "Selalu ada, selalu akan menjadi tanah Aborigin" dan "Tidak bangga dengan genosida", sebelum dihentikan sementara oleh Polisi Victoria, menimbulkan seruan dari kerumunan. Setelah tiba di Flinders Street, kerumunan massa menggelar aksi duduk, membanjiri alun-alun di depan stasiun.

Di Sidney, Hari Australia dirayakan dengan upacara kewarganegaraan. Hampir 1.500 orang menjadi warga negara Australia dalam upacara kewarganegaraan Hari Australia terbesar di negara itu pada tahun ini.

Diadakan di Parramatta Park pada Sabtu (26/1) pagi, acara bersejarah ini menampilkan Upacara Sambutan tradisional dan pertunjukan oleh band asli Yothu Yindi & The Treaty Project.

Seorang warga bernama James Golestani telah bermimpi menjadi seorang Australia sejak dia masih kecil, hari ini mimpinya menjadi kenyataan. Pria berusia 52 tahun itu, berasal dari Iran dan etnis Persia.

Mengenakan dasi bendera Australia dengan bendera yang disampirkan di satu bahu, Golestani mengatakan dia sangat, sangat bangga menjadi bagian dari negara yang indah dan menyenangkan ini. "Saya merasa benar-benar di atas dunia. Semua impian saya menjadi kenyataan hari ini," katanya.

Golestani mengenakan Akubra baru dengan pin Australia, yang katanya dia beli khusus untuk acara tersebut. "Saya berjanji pada diri saya pada hari saya menjadi orang Australia, saya mengenakan topi Australia," katanya.

Warga negara baru lainnya, Babandeep Singh Kamboj, datang ke Australia bersama keluarganya pada tahun 2008 dari Punjab di India dan mengatakan dia sangat bangga berada di sini. "Australia adalah negara yang hebat, negara yang damai dan itulah sebabnya saya ingin menjadi warga negara Australia. Saya sangat senang dan sangat gembira dan ini adalah momen yang sangat baik sekarang." katanya.

Warga negara baru yang datang dari India, seperti Kamboj, merupakan mayoritas negara yang diwakili dalam upacara Parramatta (27,1 persen), diikuti oleh Irak (6,7 persen), Cina (5,8 persen), Korea Selatan (5,3 persen) dan Pakistan (4,9 persen).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement