REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina bersumpah memburu pelaku serangan bom gereja di wilayah Sulu yang menewaskan 27 orang. Ledakan itu pun melukai 77 orang lainnya.
"Musuh-musuh negara telah dengan berani menantang kemampuan pemerintah. Angkatan bersenjata Filipina akan bangkit menghadapi tantangan dan menghancurkan para penjahat tak bertuhan itu," ujar Salvador Panelo, juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Ahad (27/1).
Penasihat Keamanan Nasional Filipina Hermogenes Esperon sangat mengecam serangan terhadap gereja di Sulu. Dia menyebut mereka yang bertanggung jawab sebagai pembunuh massal dan penjahat ekstremis.
"Kami tidak akan membiarkan mereka merusak preferensi rakyat untuk perdamaian," ujarnya.
Baca juga, Ledakan Bom Gereja Katedral Filipina Tewaskan 19 Orang.
Serangan bom terjadi di dalam Gereja Katedral di Pulau Jolo, Provinsi Sulu. Insiden itu berlangsung saat jemaat sedang melaksanakan kebaktian.
Ledakan bom kembali terjadi saat aparat keamanan Filipina menuju tempat kejadian. Serangan itu merupakan salah satu yang paling mematikan yang dialami Filipina dalam beberapa tahun terakhir.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun otoritas keamanan Filipina menduga kelompok Abu Sayyaf sebagai dalang di balik insiden itu.