REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan orang Palestina di Jalur Gaza pada Senin (28/1) menggelar pertemuan terbuka untuk mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang saat ini menghadapi upaya kudeta.
Pertemuan terbuka tersebut, yang diselenggarakan oleh Front Demokratik bagi Pembebasan Palestina (DFLP), digelar di luar Kantor PBB di Kota Gaza. Demonstran meneriakkan slogan pro-Maduro, seperti "Salam dari para revolusioner ... buat lambang kebebasan".
Saat berpidato di hadapan massa, anggota utama DFLP Talal Abu Zarifa mengatakan, "Kami menyampaikan solidaritas penuh kami buat Venezuela dan pemerintahnya di bawah pimpinan Maduro, yang terpilih secara demokratis."
"Kami salut pada keinginan rakyat Venezuela untuk mempertahankan martabat nasional mereka melawan permusuhan (asing) yang membahayakan masa depan mereka."
Abu Zarifa, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Resmi Turki, Anadolu, juga memuji rakyat Venezuela karena menolak campur-tangan AS dalam urusan dalam negeri mereka. Venezuela telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Maduro diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua setelah pemilihan umum yang diboikot oleh oposisi.
Pekan lalu, Juan Guaido, Ketua Majelis Nasional Venezuela, yang dipimpin oleh oposisi-secara mendadak mengumumkan diri sebagai presiden sementara. Presiden AS Donald Trump dengan cepat mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara, dan beberapa negara mengikuti tindakan tersebut, termasuk Argentina, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Panama, dan Paraguay.
Sementara itu, Bolivia dan Mexico masih mengakui Maduro sebagai kepala negara Venezuela. Rusia dan Cina menentang dukungan Washington buat Guaido, dan mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai "campur-tangan asing di dalam urusan dalam negeri Venezuela". Ankara dan Teheran juga telah memberi dukungan mereka buat Maduro.