Selasa 29 Jan 2019 13:55 WIB

Cuaca Bagus, Harga Cabai Anjlok

Harga cabai di tingkat petani anjlok Rp 6.000 per kilogram.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Produksi cabai melimpah setelah panen di sejumlah sentra cabai.
Produksi cabai melimpah setelah panen di sejumlah sentra cabai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai di tingkat anjlok karena tingginya produksi yang terjadi. Padahal, pada Januari harga cabai biasanya mengalami kenaikan.

Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Dadi Sudiyana mengatakan, siklus saat ini berbeda lantaran cuaca yang baik membuat produksi tanaman cabai bagus. Hal ini membuat harga cabai di tingkat petani anjlok Rp 6.000 per kilogram (kg) untuk cabai merah besar. 

"Normalnya di atas Rp 10 ribu per kg untuk jenis cabai merah besar," katanya saat dihubungi, Selasa (29/1).

Bukan hanya cabai merah besar, harga jenis cabai lain pun mengalami anjlok dengan rata-rata jatuh sekitar Rp 4.000 per kg dari harga normal. Sayangnya, petani tidak bisa melakukan tunda jual menunggu harga kembali normal.

Baca juga, Pasar Lelang Beri Kepastian Harga Cabai ke Petani

Umur cabai yang tidak bisa bertahan lama membuat petani terpaksa menjual murah. Sedangkan, harga cabai diperkirakan mulai membaik pada Maret.

Menurutnya, anjloknya harga atau harga komoditas yang tinggi adalah kejadian berulang. Hanya saja perlu diatasi sumber penyebabnya yakni pengaturan pola tanam.

"Sepanjang pola tanamnya tidak diatur, itu akan terus berulang," ujarnya.

Selama ini, petani hanya menanam cabai saat harga tinggi ataupun setelah musim hujan. Pengaturan pola tanam ini yang diharapkan petani bisa dibantu pemerintah melalui pendampingan. Sementara, peran penyuluh yang ada diakui Dadi kurang maksimal.

Dengan pendampingan yang baik, ia melanjutkan, petani akan mengetahui kapan dilakukan penanaman, berapa luasan dan penentuan wilayah tanam untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement