REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Konsultan properti Colliers International mengungkapkan, selama 2018 ada tambahan sebanyak 4.379 unit aparteman di Surabaya. Tambahan selama satu tahun tersebut meningkat 48 persen jika dibandingkan tambahan unit apartemen di 2017. Senior Associate Director Research Colliers International, Ferry Salanto menjelaskan, sebanyak 31.471 unit apartemen baru juga akan hadir di Surabaya hingga 2021.
"Meski jumlah unitnya terus bertambah, namun serapan cenderung turun walaupun pemerintah sudah mengeluarkan stimulus untuk mendongkrak pasar properti," kata Ferry saat memaparkan laporannya di Four Points Hotel Surabaya, Rabu (30/1).
(Baca: Market Perkantoran di Surabaya Masih Menghadapi Tantangan)
Ferry melanjutkan, selain serapan unit apartemen yang menurun, tingkat keterisian apartemen di Surabaya juga menurun sebesar 11,8 persen jika dibandingkan 2017. Salah satunya disebabkan karena adanya persaingan yang ketat dengan hotel.
"Selain itu, dibukanya apartemen servis baru, yang menyediakan layanan sewa harian, juga turut menjadi penyebab menurunnya tingkat keterisian tersebut," ujar Ferry.
Ferry memprediksi, permintaan tidak akan banyak berubah hingga akhir 2019. Penyebabnya tiada lain karena adanya potensi kenaikan suku bunga, digelarnya Pilpres dan Pileg, serta kemungkinan terjadinya pelemahan rupiah yang disebabkan adanya ketidakpastian global.
"Situasi ini juga diperkirakan akan membuat pengembang memilih tidak menaikkan harga dengan tujuan menarik pembeli. Sehingga, harga apartemen cenderung tidak bergerak, yang juga karena sentimen pasar masih lemah," kata Ferry.