REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menegaskan netralitas ormas itu dalam Pemilu 2019. "Kami tidak dalam posisi dukung mendukung. Kami tausiyah 'amar maruf nahi munkar'," kata Din usai menggelar Rapat Pleno ke-34 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (29/1).
Dia menegaskan MUI akan tetap dalam jati dirinya berkhidmat untuk melayani umat sekaligus mitra strategis pemerintah. Dengan demikian, tidak akan memberikan dukungan kepada calon atau pertai tertentu dalam kontestasi Pilpres 2019.
Dalam hal itu, kata dia, MUI tetap akan menyampaikan kritik kepada pemerintah jika kebijakannya merugikan umat Islam. Meski netral, Din mengajak umat Islam untuk menggunakan hak pilihnya atau tidak menjadi golongan putih (golput).
"Umat Islam memiliki tanggung jawab mengawal demokrasi," kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafidhuddin mengatakan umat Islam agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan meski memiliki perbedaan pilihan politik. Pemilu, kata dia, tidak boleh merusak "ukhuwah Islamiyah" atau persaudaraan ke-Islaman. Jangan sampai harmoni yang ada rusak karena pemilu karena itu hanya bagian dari proses demokrasi.