Kamis 31 Jan 2019 16:20 WIB

Pencak Silat Aset Budaya Bangsa

Pencak silat tidak ofensif, menyerang, tetapi bersifat defensif, bertahan.

M Nabil Harun, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa (kanan)
Foto: Dok Pagar Nusa
M Nabil Harun, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak-anak menampilkan seni bela diri pencak silat di hadapan Presiden Joko Widodo saat Pembukaan Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU. Mereka yang masih berusia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama itu terlihat begitu lincah memeragakan kesenian itu.

M Nabil Harun, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa, menyampaikan bahwa penampilan mereka sebagai bentuk promosi aset budaya bangsa. "Pencak Silat adalah aset budaya bangsa harus terus dipromosikan pamerkan kepada seluruh khalayak," kata Nabil usai pembukaan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).

Pelatihan terhadap anak-anak itu, menurutnya, bukan sebagai bentuk pengajaran gulat. Ia melihatnya sebagai budaya yang harus dilestarikan sehingga pelatihan kepada mereka sejak dini itu sebagai bentuk regenerasi.

"Itu budaya harus kita pertahankan. Warga kita harus dilatih," ujarnya.

Lebih lanjut, Nabil yang juga Ketua Panitia kegiatan tersebut juga mengungkapkan bahwa pencak silat tidak ofensif, menyerang, tetapi bersifat defensif, bertahan.

"Pencak silat ini sifatnya defensif. Kami tidak pernah mengajari anggota kami untuk kemudian melakukan hal yang tidak perlu, berantem," tegasnya.

Sebab, lanjutnya, seorang pendekar tahu kapan harus menggunakan pukulan, tendangan, dan bantingan.

Para anggota Pagar Nusa selain dibekali dengan pelatihan fisik, mereka juga ditanamkan etika, akhlak yang baik. Karenanya, ia bisa pastikan bahwa anak-anak Pagar Nusa berlaku sopan terhadap orang yang lebih tua.

"Kami bisa pastikan, kami bisa pastikan, bahwa anggota pagarnusa adalah anak-anak yang sopan pada orang tuanya, yang lebih tua," pungkasnya.

Selain menampilkan anggota anak-anak, PP Pagar Nusa juga menampilkan Pasukan Inti (Pasti). Mereka membuka tiga buah kelapa dengan giginya. Dari dalam kelapa itu, mereka mengeluarkan tiga bendera, yakni Merah Putih, Nahdlatul Ulama, dan satu kain bergambar Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi mengapresiasi penampilan mereka. Ia membayangkan yang mudanya aja bisa sakti seperti itu, apalagi yang sepuhnya."Itu yang muda-muda saktinya itu. Apalagi yang sepuh-sepuh, pasti jauh lebih sakti daripada itu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement