REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto mengungkapkan, bentrok di sekitar Masjid Jogokariyan, Ahad (27/1) lalu, telah mencapai kesepakatan damai. Kesepakatan dicapai usai dilakukannya permintaan maaf oknum pelaku penimpukan.
Ia menerangkan, kesepakatan itu diselesaikan di Kantor Camat Mantrijeron Kamis (31/1) malam. Ada beberapa klausul yang dipersyaratkan, dan salah satunya menghadirkan oknum pelaku penimpukan pada bentrokan lalu.
Yulianto menjelaskan, Kamis malam permintaan permintaan itu dilaksanakan. Oknum bernama Kristiono atau dikenal dengan nama panggilan Kelinci itu didatangkan. Dia pun telah menyampaikan permintaan maaf. "Alhamdulillah tadi malam sudah selesai dengan clear, para pihak menyatakan permasalahan sekitar Masjid Jogokariyan sudah selesai, tidak ada lagi permasalahan," ujar Yulianto.
Untuk itu, ia berharap, setelah ini tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari peristiwa itu. Sebab, masyarakat Masjid Jogokariyan disebut sudah menerima dengan baik.
Terkait peristiwa sebenarnya, Yulianto merasa itu cukup menjadi bahan polisi. Ia merasa, yang penting permasalahannya sudah selesai dan apa yang dimintakan Takmir Masjid Jogokariyan sudah dipenuhi.
"Semua sudah selesai, tidak perlu ada perpanjangan narasi, dan tidak ada penyerbuan atau penyerangan ke masjid, jadi tidak ada yang perlu diganti. Saudara Kelinci sudah bertemu takmir dan minta maaf," ujar Yulianto.
Sejauh ini, ia memastikan, tidak ada Laporan Polisi (LP) atas peristiwa itu. Tapi, walau tidak ada LP, Polisi mengambil langkah-langkah lantaran kejadian itu berpotensi mengganggu kamtibmas.
Kalaupun ada LP, lanjut Yulianto, terkait bentrokan lain yang memang terjadi pada hari yang sama tapi di Ngampilan, Sleman, DIY. Tapi, ia merasa, laporan itu tidak ada kaitan dengan kejadian di Masjid Jogokariyan.
Pada kesempatan itu, Yulianto mengaku belum memastikan oknum yang disebut Kelinci merupakan kader PDIP. Tapi, konfirmasi status kader sendiri sudah diberikan Ketua DPD PDIP DIY, Bambang Praswanto, di Kantor DPD PDIP DIY pada Senin (28/1) lalu.
Yulianto turut membenarkan memang ada rencana aksi elemen masyarakat yang akan meminta penjelasan Polsek Mantrijeron, Jumat (1/2) besok. Konfirmasi langsung diberikan Kapolresta Yogyakarta.
Menurut Yulianto, Kapolresta sudah memberi penjelasan ke pihak-pihak yang hendak menggelar aksi, seperti FJI, jika kesepakatan damai sudah terjadi. Sehingga, aksi itu disebut tidak jadi dilaksanakan.
"Permasalahan sudah selesai, sehingga kegiatan itu dibatalkan, besok Jumat tidak ada kegiatan FJI yang akan bertanya ke Polsek Mantrijeron, tadi sudah dikonfirmasi Kaporesta," kata Yulianto.