Jumat 01 Feb 2019 15:51 WIB

KPU Cek Temuan Kotak Suara Rusak di Jabar

Bawaslu menemukan sejumlah kotak suara rusak di gudang penyimpanan.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Ketua KPU  Arief Budiman memberikan penjelasan dan pengujian kotak suara berbahan duplek/ kardus di  kantor KPU, Jakarta, Senin (17/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua KPU Arief Budiman memberikan penjelasan dan pengujian kotak suara berbahan duplek/ kardus di kantor KPU, Jakarta, Senin (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan akan melakukan pengecekan terhadap temuan kotak suara yang diduga rusak di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Arief menegaskan, bahwa kotak suara didesain dengan spesifikasi mengamankan surat suara, bukan fungsi yang lain.

"Nanti kamu cek dulu. Yang jelas kotak suara itu sebelum diproduksi spesifikasinya sudah dicek sudah diperhitungkan, dia akan mampu menjalankan sebagai kotak suara. Jadi bukan sebagai barang angkut tubuhmu, bukan sebagai barang angkut lain-lain," ujar Arief kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/2).

Karena itu, ketika sudah dipastikan nantinya bisa menjalankan fungsi logistik pemilu, maka kualitas kotak suara berbahan dasar karton kedap air itu dipastikan baik. Kecuali, kata Arief, jika kotak suara disimpan di daerah terdampak banjir, atau bencana alam lain.

"Kondisinya sudah berubah (jika ada bencana alam)," tegas Arief.

Maka Arief memastikan jika kotak suara rusak, akan diganti. Sebaliknya, jika kotak suara tidak rusak, tidak akan ada penggantian.

Menurut Arief, setelah melakukan pengecekan ke lokasi penyimpanan kotak suara yang diduga rusak itu, KPU baru bisa menentukan apakah akan ada penggantian lokasi penyimpanan atau tidak. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa logistik pemilu yang terdiri dari kotak suara, bilik suara, tinta, segel, hologram sudah selesai diproduksi.

Sementara itu, produksi logistik berupa surat suara, formulir dan kebutuhan perlengkapan untuk pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS) masih berlangsung. Produksi ini dilakukan oleh KPU provinsi, kabupaten/kota.

"Kan ada bolpoin, alas coblos, paku, karet, itu diproduksi oleh teman-teman daerah. Yang diproduksi oleh KPU RI adalah barang-barang yang standarnya sama, misalnya tinta, surat suara, segel, hologram ," tambah Arief.

Komisioner KPU, Ilham Saputra, mengatakan sampai saat ini sudah ada sekitar 90 juta lembar surat suara pemilu yang dicetak. Jumlah ini setara dengan lebih dari 10 persen dari keseluruhan jumlah surat suara.

Bahkan, menurut dia, surat suara untuk keperluan para pemilih di luar negeri sudah selesai tercetak seluruhnya. "Untuk luar negeri sudah kami selesaikan pencetakannya. Sebab memang harus didahulukan. Sementara itu surat suara pemilihan anggota DPR saat ini sedang proses cetak," ujarnya pada Kamis (31/1).

Sebelumnya, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Mochamad Afifuddin, mengatakan pihaknya menemukan sejumlah kotak suara yang rusak saat disimpan di gudang penyimpanan. Temuan tersebut terjadi saat sidak yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Jabar.

"Tadi disampaikan temuan rekan-rekan kami di Jabar. Kami memang meminta (Bawaslu Jabar) untuk melakukan sidak di sejumlah tempat penyimpanan logistik," ujar Afif kepada wartawan saat dijumpai di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis.

Dia menjelaskan, sidak dilakukan dengan cara mengambil sampel kotak suara dari gudang logistik di KPU Provinsi Jabar. Sampel kotak suara diambil secara acak.

Setelah itu, petugas menduduki kotak suara berbahan dasar karton kedap air (duplex) itu. "Ternyata kotak suara itu penyok saat diduduki. Bawaslu Provinsi Jabar langsung menyampaikan hal itu kepada Bawaslu RI pada Rabu (30/1)," ungkap Afif.

Dirinya menduga, rusaknya kotak suara itu disebabkan kondisi gudang logistik KPU Provinsi Jabar yang lembab. "Menurut informasi dari korlap sidak, kelihatannya kelembabannya berbeda dengan ketika itu (kotak suara) baru datang," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement