In Picture: Kasus DBD di DKI Terbanyak di Jakarta Selatan
Tingginya jumlah kasus DBD di Jaksel, akibat kondisi kelembaban udara yang tinggi..
Rep: Farah Noersativa/ Red: Mohamad Amin Madani
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
Kasus DBD Jakarta. Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019). (FOTO : Republika/ Wihdan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Menurut Kepala Seksi Penyakit Menular, Tular Vektor, dan Zoonotik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Inda Mutiara, jumlah kasus tertinggi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di DKI Jakarta adalah di wilayah Jakarta Selatan. Dari data total kasus DBD per 29 Januari yaitu sebanyak 722 kasus, wilayah Jakarta Selatan memiliki jumlah terbanyak kasus DBD bila dibandingkan dengan wilayah yang lainnya.
Tercatat, ada sebanyak 250 kasus dsi Jaksel. Disusul Jakarta Timur yang memiliki jumlah kasus sebanyak 200 kasus. “Betul, jumlah tertinggi adalah di Jakarta Selatan, ada sebanyak 250 kasus,” kata Inda kepada Republika.co.id, Kamis (31/1).
Dia mengatakan, tingginya jumlah kasus DBD di Jakarta Selatan, dikarenakan kondisi kelembaban udara yang tinggi di wilayah tersebut. Lalu penyebab kedua, adalah wilayahnya yang luas dan juga memiliki jumlah penduduk yang banyak.
Advertisement