Rabu 06 Feb 2019 15:00 WIB

Menelusuri Jejak Islam di Lyon

Islam merupakan agama yang berkembang paling cepat di Prancis.

Muslimah Prancis di tengah kerumunan
Foto: theislamicmonthly
Muslimah Prancis di tengah kerumunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah ancaman Islamofobia, kehidupan Muslim di Lyon terus menggeliat. Lyon adalah kota terbesar kedua di Prancis setelah Paris.

Jumlah penduduknya hamper 1,8 juta jiwa. Sementara Paris berpenduduk 12 juta jiwa. Sebagai kota terbesar kedua, Lyon menjadi kota yang dinamis dan kompleks. Keberadaan komunitas Muslim menjadi salah satu penyumbang kedinamisan itu.

Muslim di Lyon berasal dari keturunan Aljazair, Maroko, Tunisia, Turki, dan beberapa negara lain di Afrika. Tiga negara pertama adalah bekas koloni Prancis. Hal yang menarik adalah terus terjadi peningkat an mualaf di Lyon maupun kota-kota lainnya di Prancis.

Setiap minggunya, di masjid-masjid di Lyon selalu ada yang mengucapkan syahadat sebagai syarat masuk Islam. "Saya berkesempatan menyaksikan prosesi pengucapan syahadat seorang warga negara Prancis pas cashalat Jumat pada 29 April 2011 di Masjid Othmanie, Villeurbanne," ungkap Rakhmat Hidayat, Dosen UNJ.

Sejarah keberadaan Muslim di Lyon ternyata telah sangat panjang. Secara historis, keberadaan Muslim di kota ini memiliki keterkaitan dengan kedatangan kaum imigran dari Afrika Utara yaitu Aljazair, Maroko, dan Tunisia.

Sekitar tahun 1960-an, ribuan buruh Arab ber imigrasi (hijrah) secara be sar-besaran ke Prancis. Keda tangan buruh migran asal Afri ka dan sebagian Asia itu membuat agama Islam berkembang pesat di Prancis.

Para buruh ini mendirikan komunitas atau organisasi untuk mengembangkan Islam. Secara perlahan, penduduk Pran cis pun makin banyak yang memeluk Islam. Kaum migran dari Aljazair membanjiri Prancis sejak 1947, setelah undang-undang pemberian status kewarganegaraan bagi orang Aljazair diberlakukan.

Saat itu, konon Prancis kekurangan lakilaki. Padahal, negeri ini sedang butuh tenaga kasar untuk membangun kota-kota yang hancur akibat Perang Dunia II. Berdasarkan sensus 1946, terdapat 20 ribu Muslim Aljazair menjadi warga negara Prancis.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement