Kamis 07 Feb 2019 13:24 WIB

Asal-usul Rumah Hambalang dan Joget Gatot Kaca Ala Prabowo

Kepada puluhan awak media, Prabowo menceritakan soal cita-citanya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Salah satu sudut kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. Tampak foto Jenderal Sudirman terpajang di dinding rumahnya.
Foto: Febrianto Adi Saputro/Republika.co.id
Salah satu sudut kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor. Tampak foto Jenderal Sudirman terpajang di dinding rumahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Bertepatan perayaan Imlek, calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengundang para wartawan untuk datang ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/2) lalu. Tidak seperti biasanya, Prabowo sengaja mengundang kami para wartawan untuk sekadar mengobrol santai dengan awak media yang memang ditugaskan secara khusus meliput dirinya dan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno selama pilpres 2019 kali ini.

Setelah melewati perjalanan hampir satu jam, sebanyak 30 wartawan dari berbagai media tiba di Bojongkoneng, Desa Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Rombongan pun langsung diarahkan ke pendopo yang terletak di bagian paling depan kediaman Prabowo.

Berdasarkan pengalaman saya yang beberapa kali melakukan tugas liputan di kediaman Prabowo, bangunan khas Jawa tersebut memang biasa dipakai untuk menyambut tamu dalam beberapa kali acara Partai Gerindra. Kedatangan kami ternyata juga bertepatan dengan syukuran hari ulang tahun Partai Gerindra yang ke-11.

Syukuran pun dimulai ditandai dengan doa yang disampaikan oleh politikus Partai Gerindra Muhammad Syafi'i dan diakhiri dengan potong tumpeng. Sejumlah tokoh, seperti Rachmawati Soekarnoputri, Permadi, Djoko Santoso, dan Ahmad Muzani menerima potongan tumpeng dari Prabowo. 

Prabowo juga sempat menghampiri para awak media sebelum akhirnya berjoget dengan para kadernya diiringi lagu 'Terajana' yang dinyanyikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Di akhir acara, Prabowo sempat menyampaikan sambutannya pada peringatan HUT Partai Gerindra, tapi kami tidak sempat mendengarkan isi sambutan lantaran langsung diarahkan ke ruang pertemuan.

Kami pun dibawa ke salah satu ruang kerja milik Prabowo. Ruangan tersebut cukup luas dengan sebuah meja kerja besar di salah satu sisinya. Lukisan bergambar Panglima Besar Jenderal Soedirman yang tengah menunggang kuda terlihat di belakang meja besar itu dengan panji Partai Gerindra dan bendera merah putih di sisinya.

Rak kayu dominan warna cokelat yang dipenuhi buku-buku terlihat tersusun rapi. Beberapa buku juga masih terbungkus rapi belum terbaca. Setelah menunggu hampir satu jam, mantan Danjen Kopassus tersebut akhirnya memasuki ruangan tempat rombongan wartawan telah menunggu.

Usai berkenalan satu persatu dengan pewarta, Prabowo pun mengawali kisahnya dengan menceritakan kediamaannya yang ia beli dari seniornya di militer.

"Waktu saya beli, tanahnya masih sekitar Rp 20 ribu, dulu nggak ada jalan, nggak ada listrik, nggak ada air, pelan-pelan kita bangun. Sekarang saya nggak tahu berapa, dua juta yah?" tanyanya.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan beberapa cita-cita yang ingin ia lakukan di luar politik. Prabowo menuturkan, dirinya berkeinginan menjadikan kampus yang ia pimpin, Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), menjadi kampus terbaik se-Asia Tenggara.

"Saya ingin jadikan UKRI Oxford-nya Indonesia, Harvard-nya Indonesia," kata Prabowo menggebu-gebu.

photo
Prabowo Subianto bersama puluhan awak media di kediamannya di Hambalang, Bogor.

Kedua, dirinya mengaku ingin memiliki tim sepak bola. Ia juga bercita-cita suatu saat tim nasional sepak bola Indonesia bisa masuk piala dunia. Menurutnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin jika ada pemimpin yang bisa mengelolanya dengan baik.

"Saya percaya Indonesia bisa saya percaya, ini semua masalah leadership," ungkapnya penuh keyakinan.

Prabowo kemudian menceritakan keberhasilannya dalam mengurus klub polo yang pernah ia bina. Ia mengatakan, saat itu dirinya pernah membeli sebuah klub polo yang awalnya bernama Batavia Polo Club yang kemudian ia ganti nama menjadi Nusantara Polo Club. Di sana, ia sengaja melatih anak petani untuk bermain polo.

"Ternyata, prestasinya luar biasa, mereka menang lawan negara-negara Malaysia, Brunei, bahkan India tempat asal polo. Lucunya, mereka itu lawan orang-orang ningrat. Anak petani malah yang menang," katanya.

Prabowo juga menceritakan alasan dirinya kerap berjoget ala Gatot Kaca di setiap kesempatan. Hidup di dalam keluarga yang kental dengan tradisi Jawa membuat keluarganya menjunjung falsafah Jawa. Dirinya juga kerap diajarkan untuk meneladani tokoh-tokoh pewayangan.

"Eyang saya selalu didik saya bahwa 'Prabowo kamu adalah Gatot Koco', setiap kali saya masuk selalu disambut, makanya kalau di keluarga gembira itu joget-joget turun temurun di keluarga saya. Jadi kalau kakek ketemu saya dia joget kaya wayang itu," katanya.

Prabowo mengaku bahwa para leluhurnya merupakan keturunan prajurit dan ksatria sejak kerajaan Singosari. Hanya adiknya, Hashim Djojohadikusumo, yang merupakan seorang pengusaha. Kendati demikian, Prabowo memuji keberanian adiknya itu. 

Baca juga:

PDIP: Kandang Prabowo di Jabar Jadi Kandang Jokowi

Disebut Radikal dalam Buku SD, PBNU Temui Kemendikbud

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement