REPUBLIKA.CO.ID, Sangat mudah menemukan informasi seputar kesehatan hingga nutrisi di berbagai platform media sosial. Sayangnya, tak semua artikel kesehatan yang tersebar di media sosial menyajikan informasi akurat.
Tim peneliti dari health feedback telah melakukan studi untuk mengukur validitas dan akurasi ilmiah dari artikel kesehatan yang diterbitkan dan banyak dibagikan di media sosial pada 2018. Artikel-artikel ini berasal dari sumber terkenal seperti Huffington Post, CNN, The Guardian hingga blog-blog gaya hidup.
Tim peneliti menyoroti 10 artikel kesehatan yang paling banyak dibagikan di media sosial. Hasil studi ini menemukan bahwa tujuh dari 10 artikel tersebut berisi informasi keliru atau menyesatkan. Tim peneliti mengungkapkan ada banyak faktor yang menyebabkan kekeliruan informasi ini terjadi.
Beberapa faktor yang menjadi masalah adalah kurangnya detail atau konteks dalam artikel kesehatan. Faktor lainnya adalah temuan penelitian yang diulas secara berlebihan. Interpretasi keliru mengenai temuan ilmiah dan 'judul sensasional' juga kerap menjadi masalah dalam penyajian artikel kesehatan yang kredibel.
Tim peneliti juga menyoroti 100 artikel kesehatan yang paling banyak dibagikan selama 2018. Hasilnya, hanya kurang dari setengah artikel tersebut yang bisa dikatakan sangat kredibel. "Perlu lebih banyak usaha yag dilakukan untuk mengurangi penyebaran berita kesehatan yang tak akurat," terang tim peneliti seperti dilansir Independent.
Di samping itu, tim peneliti juga menemukan bahwa Facebook merupakan sumber terbesar dari artikel-artikel kesehatan yang tidak akurat. Sebelumnya, Facebook telah menyadari adanya masalah terkait penyebaran berita bohong atau hoax.
Facebook telah melakukan beberapa upaya untuk menekan penyebaran berita menyesatkan dalam platform media sosialnya. Salah satunya dengan melibatkan pengecek fakta dari pihak ketiga.